Analis NH Korindo: DINFRA solusi untuk Jasa Marga (JSMR)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ruang PT Jasa Marga (JSMR, anggota indeks Kompas100 ini) untuk menambah pembiayaan lagi dari utang sudah mulai terbatas. Padahal JSMR butuh suntikan dana sebagai bekal untuk mengerjakan proyek-proyek nasional strategis dari pemerintah.

Untuk itu, JSMR melancarkan peluru pendanaan lewat dana investasi infrastruktur berbentuk kontrak investasi kolektif (DINFRA).

DINFRA akan dikelola oleh manajer investasi dengan syarat bobot portofolionya minimal 51% dari Nilai Aktiva Bersih (NAB) harus dialokasikan ke sektor infrastruktur.


Yang mana dapat secara langsung dengan membeli aset infrastruktur atau secara tidak langung dengan membeli produk-produk investasi yang diterbitkan perusahaan infrastruktur.

Pendanaan ini digolongkan sebagai produk pasar modal sehingga pajak yang dikenakan sama dengan produk pasar modal lainnya yaitu pajak final hanya sebesar 0,1%.

DINFRA sudah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), ditawarkan melalui penawaran umum dan dapat diperdagangkan di pasar sekunder.

Analis NH Korindo Sekuritas Firman Hidayat menilai, JSMR membutuhkan DINFRA sebagai solusi skema pendanaan untuk memperbaiki posisi neraca. “Kami melihat dimulai dari tahun 2016, JSMR mulai menggenjot pendapatan dari lini bisnis konstruksi,” tutur Firman, Rabu (27/3).

Ia menambahkan DINFRA merupakan solusi pembiayaan untuk financing project yang akan jatuh tempo dalam waktu dekat. Selain itu DINFRA memiliki cost of fund lebih kecil dengan plafon pelunasan utang lebih panjang daripada utang dari bank. Progres, skema, valuasi, dan return DINFRA menarik bagi investor.

Kabarnya, JSMR telah mengantongi izin dari OJK untuk penerbitan DINFRA. Ruas tol Gempol– Pandaan sepanjang 13,6 kilometer yang dikelola oleh anak perusahaannya yakni PT Jasamarga Pandaan Tol yang dipilih sebagai objek investasi penerbitan DINFRA perdananya.

JSMR sebagai pemimpin pangsa pasar bisnis jalan tol di Indonesia akan menerbitkan DINFRA senilai Rp1 triliun. Sesuai aturan OJK, DINFRA diperbolehkan listing pada saat rating dari pemeringkat efek telah rilis. Ditargetkan rating tersebut rilis akhir Maret 2019.

“Hingga saat ini telah banyak investor yang berminat investasi DINFRA, dana investasi yang telah terkumpul mencapai Rp 500 miliar,” kata Firman. Sehingga sisa dana investasi ditargetkan akan terpenuhi pada awal April 2019.

DINFRA menawarkan return investasi sebesar 10% p.a nett dengan menunjuk PT Mandiri Manajemen Investasi sebagai manajer investasi penerbit dengan seri produk KIK-DINFRA MJPT001.

DINFRA menggunakan tiga underlying asset yaitu Medium Term Notes (MTN) senilai Rp 800 miliar, divestasi asset senilai Rp 400 miliar dan rights issue JSMR senilai Rp 300 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto