KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Siloam International Hospitals Tbk (
SILO) tertekan di kuartal I 2024. Meski begitu, analis menilai prospek emiten rumah ini tetap positif. Berdasarkan laporan kinerja kuartal I, SILO mencatatkan pendapatan sebesar Rp 3,02 triliun. Capaian itu tumbuh 13,96% secara tahunan (
year on year/YoY). Namun, EBITDA perseroan turun 34% YoY menjadi Rp 397,79 miliar. Sementara itu, laba bersih ambles 94,52% YoY menjadi Rp 13,67 miliar. Analis Samuel Sekuritas Daniel Aditya Widjaja mengatakan, secara operasional kinerja SILO masih cukup solid. Tercermin dari pendapatan perusahaan yang bertumbuh dengan kenaikan segmen rawat inap sebesar 12,8% YoY, rawat jalan 15,7% YoY, serta rata-rata trafik 13,8% YoY.
Melorotnya laba bersih SILO lebih dikarenakan kerugian penurunan nilai yang lebih tinggi sebesar Rp 280,6 miliar pada aset keuangan, aset tidak lancar, dan APD. Hal itu berdampak pada penurunan margin operasi di kuartal I 2024 menjadi 4,9% dari kuartal I 2023 sebesar 13,8%.
Baca Juga: Starlink Resmi Beroperasi di Indonesia, Simak Rekomendasi Saham Emiten Telco Tahun ini, SILO menganggarkan belanja modal (
capital expenditure/capex) hingga Rp 2 triliun. Dana tersebut akan digunakan untuk ekspansi, seperti menyelesaikan sejumlah proyek berjalan di Siloam Hospitals Makassar Expansion, Siloam Hospitals Lippo Village LINAC Expansion, Siloam Hospitals Sentosa Bekasi Expansion and Siloam Hospitals New Gubeng Surabaya. Daniel menilai, ekspansi yang dilakukan perseroan menjadi salah satu faktor pendukung prospek kinerja perseroan. "Dengan adanya rumah sakit dan
hospital beds yang semakin banyak dapat menggapai trafik yang lebih banyak juga," ujarnya kepada Kontan.co.id, Rabu (29/5). Apalagi sambungnya, melihat dari kenaikan tingkat okupansi tempat tidur (
bed occupation rate/BOR) di kuartal I menjadi 70,6%. Pada kuartal I 2023, BOR SILO sebesar 65%. Selain itu, SILO juga akan kedatangan investor baru, yakni Sight Investment Company Pte, Ltd. Daniel menyebutkan, mereka juga memiliki saham di berbagai perusahaan rumah sakit di mancanegara. "Sehingga dapat mendorong langkah-langkah taktis untuk SILO ke depannya dengan pengalamannya di dunia
hospitals, jadi ini menjadi langkah yang baik," jelasnya. Samuel Sekuritas memproyeksikan ada pertumbuhan pendapatan sebesar 16,1% YoY. Pertumbuhan itu didorong oleh pertumbuhan pendapatan rawat inap sebesar 19,9% YoY dan rawat jalan sebesar 11,1% YoY.
Baca Juga: Sentuh Level Harga Tertinggi, Cermati Rekomendasi Saham Amman Mineral (AMMN) Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus juga menilai positif prospek SILO. Menurutnya, penerapan informasi dan teknologi yang baik, mendukung peningkatan jumlah pasien. Selain itu, peningkatan dukungan, baik dokter maupun teknologi, untuk program klinis yang lebih kompleks seperti kardiologi dan bedah jantung, onkologi dan bedah onkologi, neurologi dan bedah saraf, gastroenterologi dan bedah ortopedi (CONGO). "Sejauh ini kami melihat ada potensi peningkatan
revenue berkisar 10% - 12% pada tahun ini," ujar Nico.
Kedua analis pun merekomendasikan
buy SILO dengan target harga Rp 2.900 per saham. Pada Rabu (29/5), harga saham SILO ditutup menguat 1,22% ke Rp 2.480 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi