Analis: NIM bisa tertekan, hold saham BBCA



JAKARTA. PT Bank Central Asia Tbk mencatatkan kinerja positif sepanjang semester I-2017. Analis memprediksi, emiten berkode saham BBCA ini masih bisa melanjutkan pencapaiannya seiring adanya potensi penurunan rasio kredit bermasalah alias non performing loan (NPL).

Analis NH Korindo Sekuritas Bima Setiaji dalam riset yang diterima KONTAN, Rabu (2/8), menyebutkan upaya BBCA dalam menurunkan NPL, salah satunya di sektor komersial, bakal menopang kinerja BBCA ke depan.

Tercatat, NPL gross BCA bertambah 0,1% menjadi 1,5% per akhir Juni 2017. "Namun level tersebut masih jauh lebih rendah dari rata-rata NPL industri yang berkisar 3%, dan berpeluang turun pada 2018," tulis Bima.


Namun, kondisi industri yang masih lemah saat ini, menurut Bima, membuat permintaan kredit juga ikut melemah. Meski, permintaan kredit sudah lebih baik dibandingkan kuartal I-2017.

Adapun promo kredit KPR BCA berbunga murah berhasil mendongkrak kredit segmen KPR yang tumbuh 21,9% (YoY). Kendati begitu, promo tersebut justru berpeluang menekan NIM perusahaan. Penurunan lending rate akibat kompetisi yang ketat pada penyaluran kredit konsumer menjadi salah satu faktor yang ikut menekan NIM BBCA.

Melihat kondisi tersebut, Bima merekomendasikan hold saham BBCA dengan target Rp 19.800 per saham. Harga tersebut mencerminkan PBV sepanjang tahun 2017 sebesar 3,8x. Saat ini, BBCA diperdagangkan pada PBV sebesar 3,5X.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini