Analis: ORI 14 lebih menarik dari deposito



KONTAN.CO.ID - Penawaran Obligasi Negara Ritel atau Obligasi Ritel Indonesia (ORI) seri ORI 14 akan segera berlangsung dari Jumat 29 September sampai 19 Oktober 2017.

Analis menilai seri ORI 14 yang menyabet kupon 5,85% per tahun ini masih lebih menarik dari deposito tetapi tidak lebih menarik dari yield obligasi pemerintah. Saat ini yield obligasi pemerintah berada di angka 5,904% dan rata-rata suku bunga deposito satu tahun di angka 5,65%. Kepala Divisi Operasional Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) Ifan Mohamad Ihsan mengatakan bagi investor ritel, kupon yang ditawarkan seri ORI014 masih cukup menarik karena masih lebih tinggi dibandingkan dengan suku bunga deposito.

"Ditambah lagi dengan Bank Indonesia yang sudah menurunkan suku bunga acuan, berimplikasi pada kemungkinan turunnya suku bunga deposito kedepannya, maka kupon yang ditawarakan ORI 14 bisa jadi sangat menarik," kata Ifan, Kamis (28/9). Dari sisi suku bunga Ifan melihat ORI masih memberi keuntungan yang kompetitif. "Apalagi obligasi ini masih mungkin memberi keuntungan dari sisi capital gain jika dijual di pasar sekunder," kata Ifan. Obligasi ini bisa semakin menarik karena investor dapat dengan mudah melikuidisasi obligasinya kapan saja jika membutuhkan dana melalui perdagangan pasar sekunder. "Kita pun tidak perlu takut terkena pinalty seperti yang diterapkan pada deposito," kata Ifan. Senada, Fund Manager Capital Asset Management Desmon Silitonga mengatakan dibanding dengan deposito, ORI masih lebih menarik karena dengan jumlah uang Rp 5 juta hingga Rp 10 juta investor sudah bisa mendapatkan rate yang lebih tinggi dari pada deposito.


"Untuk mendapat spesial rate di deposito kita harus investasi dengan nilai minimal tertntu yang biasanya besar," kata Desmon. Dilihat dari sisi perlakuan pajak, obligasi pun memiliki pajak yang lebih rendah dari pada deposito. Obligasi memiliki pajak 15% sedangkan deposito memiliki pajak 20%. Namun, di sisi lain bagi investor institusi, Ifan mengatakan kupon yang ditawarkan bisa jadi kurang menarik. Alasannya, masih dibawah yield obligasi pemerintah di tenor yang sama.

"Namun, memang karena ORI dikhususkan untuk investor ritel, jadi mungkin dengan kupon yang ditawarkan saat ini bisa menyasar investor ritel lebih banyak lagi," kata Ifan. Pada penawaran sebelumnya dengan tingkat kupon yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan obligasi pemerintah di tenor sama, malah menarik minat investor institusi untuk masuk ke pasar dengan cara "titip KTP". "Peruntukkan obligasi ini untuk ritel agak meleset dari targetnya," kata Ifan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dessy Rosalina