Analis: Pasar butuh kepastian pendaftaran Jokowi dan cawapres



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jokowi memutuskan kembali mencalonkan diri sebagai calon presiden 2019-2024. Pada pengumumannya, Kamis (9/8), Jokowi juga menyebut Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma'ruf Amin dipilih sebagai calon wakil presiden.

Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji mengakui, pasar tengah memperhatikan calon wakil presiden pilihan Presiden Jokowi, yang juga telah mempertimbangkan masukan dari sukarelawan dan pengurus partai. Kondusif atau tidaknya situasi politik Indonesia, salah satu negara demokrasi terbesar dunia, akan mempengaruhi arus dana asing. 

Tampaknya, pasar tak akan berlarut-larut dengan cawapres pilihan Jokowi. 

“Yang penting jangan sampai deklarasi ini melewati batas hari yang ditetapkan oleh KPU, sehingga nantinya para pelaku pasar malah cenderung merespons negatif. Karena para pelaku pasar lebih butuh kepastian,” kata Nafan, Kamis (9/8).

Dia menyebut, meski pasar menantikan sosok capres dan cawapres yang pro pasar, sejauh ini, Jokowi telah berhasil menjaga tingkat stabilitas fundamental makro ekonomi domestik dan berkesinambungan, sehingga para pelaku pasar lebih mengapresiasinya.

Batas pendaftaran KPU adalah besok, Jumat (10/8), meski bisa juga diperpanjang 14 hari lagi terkait kondisi tertentu. 

Menurut Nafan, pasar modal saat ini masih lebih cenderung dipengaruhi oleh sentimen luar, seperti faktor geopolitik seperti perang dagang AS dan China, serta rencana pemerintah AS yang memberi sanksi pada Rusia dan Iran. Sehingga, tekanan global lebih mempengaruhi pergerakan pasar.

William Hartanto, Analis Panin Sekuritas menilai, meski market menurun, respons pasar terkait pendeklarasian capres-cawapres lebih bersifat antisipasi  dan tidak menunjukkan kepanikan. Pasar pun masih terjaga tren penguatannya. 

"Justru saya berpandangan cawapres yang tokoh agama akan lebih baik, karena umumnya tokoh agama dikenal lebih merakyat,” kata Hartanto.

Kamis (9/8), IHSG turun 29,57 poin atau 0,49% ke posisi 6.065,26.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia