JAKARTA. Komposisi kepemilikan efek dari investor asing dan lokal tahun ini menujukkan tren yang berbeda dengan tahun lalu. Dari data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per 21 Juli 2017 menunjukkan kepemilikan lokal kini lebih besar daripada asing. Hans Kwee, Direktur Investa Saran Mandiri menyatakan dana asing masuk ke Indonesia sejak awal tahun. Kemudian mendapat investment grade, setelah terima S&P ada profit taking dan PER Indonesia juga mahal. "Tetapi ada balancing portofolio di global, menyusul The Fed ini mau menaikan suku bunga," kata Hans di Jakarta, Kamis (3/8). Banyaknya dana yang keluar, menurutnya saat ini bukan berarti Indonesia tidak menarik. Biasanya suatu negara yang mendapat S&P mulai bergerak ke atas setelah 6 bulan. "Dana asing mulai masuk, dan masuk pada direct investment," ujar Hans.
Analis: Pemerintah perlu gerakkan sektor riil
JAKARTA. Komposisi kepemilikan efek dari investor asing dan lokal tahun ini menujukkan tren yang berbeda dengan tahun lalu. Dari data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per 21 Juli 2017 menunjukkan kepemilikan lokal kini lebih besar daripada asing. Hans Kwee, Direktur Investa Saran Mandiri menyatakan dana asing masuk ke Indonesia sejak awal tahun. Kemudian mendapat investment grade, setelah terima S&P ada profit taking dan PER Indonesia juga mahal. "Tetapi ada balancing portofolio di global, menyusul The Fed ini mau menaikan suku bunga," kata Hans di Jakarta, Kamis (3/8). Banyaknya dana yang keluar, menurutnya saat ini bukan berarti Indonesia tidak menarik. Biasanya suatu negara yang mendapat S&P mulai bergerak ke atas setelah 6 bulan. "Dana asing mulai masuk, dan masuk pada direct investment," ujar Hans.