Analis: Penguatan rupiah hari ini masih terbatas



JAKARTA. Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis sore bergerak menguat sebesar 56 poin menjadi Rp13.705 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp13.761 per dollar AS.

"Mata uang rupiah mulai bergerak menguat terhadap dollar AS setelah terdepresiasi cukup dalam akibat dampak dari kebijakan Tiongkok yang mendevaluasi mata uangnya. Namun sentimen itu cenderung mulai mereda sehingga rupiah kembali bergerak menguat," kata pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara Rully Nova, Kamis (13/8).

Ia menambahkan bahwa Bank Indonesia yang kembali menegaskan akan tetap fokus dan mengutamakan menjaga stabilitas makro cukup memberi harapan kepada pasar ekonomi nasional tetap kondusif ke depannya. "Dengan ekonomi yang kondusif maka fluktuasi rupiah akan cenderung positif," katanya.


Sementara itu, Analis dari LBP Enterprise Lucky Bayu Purnomo mengatakan bahwa penguatan rupiah terhadap dollar AS masih cenderung terbatas menyusul masih adanya kekhawatiran pasar terhadap rencana bank sentral Amerika Serikat (Federal Reserves, the Fed) yang akan menaikkan suku bunganya (Fed fund rate).

"Salah satu indikator utama the Fed menaikkan suku bunganya yakni produk domestik bruto (PDB). Angka PDB AS dinilai sudah sesuai dengan harapan the Fed sehingga potensi suku bunga AS naik pada September berpotensi terjadi," katanya.

Ia mengharapkan Menteri baru hasil dari perubahan susunan (reshuffle) kabinet segera mengeluarkan kebijakan yang mendukung perekonomian Indonesia menjadi lebih baik, sehingga dapat menahan sentimen negatif bagi rupiah yang datangnya dari eksternal, terutama the Fed.

"Tahun ini hanya tersisa sekitar empat bulan bagi Menteri baru untuk menunjukkan kinerjanya. Meski pendek diharapkan bisa memberikan harapan baik bagi pasar," katanya.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Kamis (13/8) mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat menjadi Rp13.747 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.758 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto