KONTAN.CO.ID - Pada kuartal kedua 2017, PT HM Sampoerna (Tbk) mencatatkan penurunan penjualan di tengah pertumbuhan pangsa pasar divisi sigaret kretek mesin (SKM). Joni Wintarja, analis NH Korindo Sekuritas merevisi target harga dan rekomendasi saham HMSP dari buy menjadi hold.

Dalam riset yang diterima KONTAN, Selasa (8/8), Joni megungkapkan, kinerja HMSP pada tiga bulan yang berakhir Juni 2017 berada di bawah ekspektasi. HMSP mencatatkan penurunan penjualan sebesar 6% menjadi Rp 24 triliun, dari kuartal kedua tahun lalu Rp 25,4 triliun. "Hal ini mengakibatkan penurunan laba sebesar 9% dari Rp 3 triliun pada kuartal dua 2016, menjadi Rp 2,7 triliun pada kuartal dua 2017," imbuhnya.

Adapun, divisi SKM yang berkontribusi 67% terhadap penjualan HMSP mencatat penurunan penjualan 0,3% year on year (yoy) dari Rp 16 triliun di kuartal kedua tahun lalu menjadi Rp 15,9 triliun pada kuartal dua tahun ini. Padahal, pangsa pasar SKM justru tengah bertumbuh terhadap keseluruhan pasar rokok di Indonesia.

Kendati mencatatkan pencapaian penjualan yang menurun, dia memprediksi penjualan HMSP pada kuartal tiga 2017 akan berbalik menjadi positif. "HMSP memiliki kekuatan pemasaran yang kreatif serta kontrol harga yang kuat sebagai pemimpin pasar," ujarnya. 

Joni menyebut, pangsa pasar HMSP di Indonesia sebesar 32,8%. Dia merekomendasikan hold saham HMSP dan menurunkan target harga menjadi Rp 3.780 dari sebelumnya Rp 4.620 per saham. 

Hitungan Joni, harga tersebut mencerminkan price to earning ratio (PER) sepanjang tahun 2017 sebesar 32,8 kali. Saat ini HMSP diperdagangkan pada PER 29,7 kali. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati