Analis: Penurunan target kredit jadi sentimen negatif saham bank di jangka pendek



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasca naiknya suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) 7 day reverse repo rate yang cukup agresif sepanjang tahun 2018 ini sebesar 125 basis poin (bps) menjadi 5,5% membuat bank harus menyesuaikan suku bunga kreditnya demi menjaga margin bunga tetap optimal. Di sisi lain, kondisi ini secara tidak langsung akan membuat penyaluran kredit melemah.

Salah satu emiten perbankan yang merevisi target penyaluran kredit di semester II ini adalah PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (BEKS). BEKS terpaksa harus merevisi target pertumbuhan kredit mereka dari 25%-30% menjadi 10%-12%.

Menanggapi kondisi tersebut, Analis Panin Sekuritas, William Hartanto mengatakan jika ada revisi target ke arah bawah, menandakan emiten tersebut kurang optimistis melihat penyaluran kredit di akhir tahun ini.


“Wajar saja di kondisi suku bunga yang naik bank akan merevisi target. Itu karena naiknya bunga kredit akan mempengaruhi penyaluran,” ujar William kepada Kontan.co.id, Senin (3/9).

Di sisi lain bank diharuskan menyalurkan kredit semaksimal mungkin, namun kualitas harus terjaga dan kenaikan bunga yang dilakukan untuk menjaga margin bunga bersih sedikit banyak akan membebani nasabah.

Menurut William, ini akan menjadi sentimen negatif untuk jangka pendek. Apabila pada laporan kuartal III nanti akan melebihi target tentu sentimen ini hanya akan berpengaruh sementara. “Untuk BEKS rekomendasinya masih wait and see dulu,” tutup William.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi