Analis Perkirakan Suku Bunga Acuan Masih Dipertahankan Jelang RDG Bank Indonesia (BI)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) diperkirakan masih akan mempertahankan suku bunga acuan jelang Rapat Dewan Gubernur (RDG).

Analis Erdhika Elit Sekuritas, Ivan Kasulthan menilai hal itu dikarenakan inflasi Indonesia yang belum naik signifikan jika dibandingkan dengan inflasi Amerika Serikat (AS) yang mana The Fed di tahun ini berencana menaikkan suku bunga acuannya.

Selain itu, faktor lainnya dari rilis data ekspor impor yang akan dirilis pekan ini. Ivan bilang, berdasarkan Tradingeconomic untuk data ekspor impor mengalami penurunan jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya.


"Ini salah satu penyebabnya akibat dari adanya pembatasan atau lockdown di beberapa negara yang menyebabkan aktivitas ekonomi tidak dapat berjalan dengan cepat," ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (14/1).

Baca Juga: Bank Indonesia (BI) Dinilai Tak akan Buru-Buru Kerek Suku Bunga Acuan

Ivan juga menggambarkan, dengan skenario suku bunga dinaikkan akan ada beberapa efek ke pasar keuangan seperti saham perbankan dan properti akan terbebani. Hal itu akibat naiknya akan berpotensi erjadinya kredit macet di perbankan dan biaya bunga kredit untuk properti.

"Namun, untuk yield obligasi pemerintah akan meningkat sehingga akan menjadi katalis positif untuk SBN BI ke depannya karena memberikan imbal hasil yang lebih tinggi," sebutnya.

Sebaliknya, jika suku bunga diturunkan maka akan memberikan dampak positif bagi saham perbankan dan properti karena berkurangnya kredit macet di perbankan dan meningkatnya daya beli masyarakat akibat bunga yang rendah. Hanya saja, untuk yield obligasi pemerintah menjadi kurang menarik karena imbal hasil yang kecil.

Analis Pilarmas Investindo, Okie Setya Ardiastama juga menilai BI masih akan menahan suku bunga acuan. Terlebih, ia menilai pelaku pasar akan mencermati kebijakan moneter dan strategi BI guna menjaga stabilitas pasar keuangan.

Baca Juga: BI Perkirakan Inflasi Januari 2022 Sekitar 0,58%, Berikut Komoditas Pendorongnya

Pada pekan depan, Okie memproyeksikan IHSG berpotensi menguji resistance terdekat pada 6.727. Secara garis besar, Pilarmas Investindo melihat IHSG berpotensi mixed dengan kencenderungan menguat.

"Kami melihat fluktuasi pada pekan depan mengingat ada beberapa katalis dari fundamental dalam negeri maupun luar negeri yang dinilai dapat berdampak pada keputusan investor dalam menyikapi kondisi perekonomian," jelasnya.

Sementara Erdhika memproyeksikan IHSG bergerak sideways antara range level support 6.620 dan resistance 6.730. "Sambil menantikan rilis data ekonomi ekspor impor dan neraca perdagangan indonesia yang diproyeksikan kurang begitu bagus jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .