KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren penerbitan instrumen investasi obligasi berwawasan lingkungan atawa green bond sudah mulai menjamur secara global. Baik penerbit maupun investor sudah mulai menyadari betapa pentingnya sebuah bisnis yang berjalan secara berkelanjutan dan tidak merusak alam. Kendati demikian, tren penerbitan green bond di Indonesia sendiri hingga saat ini masih belum populer. Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto menilai, pasar green bond di Indonesia bisa dibilang masih sempit dan terbatas. Hal ini dapat terlihat dari masih terbatasnya suplai green bond di Indonesia. Oleh karena itu, Ramdhan cenderung melihat terbatasnya penerbitan green bond lah yang pada akhirnya membuat ceruk instrumen ini menjadi sempit dan terbatas pada kalangan tertentu. Padahal, jika bicara dari sisi investor, peminatnya jelas ada. Apalagi konsep green bond yang ramah lingkungan juga jadi nilai lebih di mata investor.
Analis: Perlu ada insentif tambahan untuk dorong penerbitan green bond di Indonesia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren penerbitan instrumen investasi obligasi berwawasan lingkungan atawa green bond sudah mulai menjamur secara global. Baik penerbit maupun investor sudah mulai menyadari betapa pentingnya sebuah bisnis yang berjalan secara berkelanjutan dan tidak merusak alam. Kendati demikian, tren penerbitan green bond di Indonesia sendiri hingga saat ini masih belum populer. Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto menilai, pasar green bond di Indonesia bisa dibilang masih sempit dan terbatas. Hal ini dapat terlihat dari masih terbatasnya suplai green bond di Indonesia. Oleh karena itu, Ramdhan cenderung melihat terbatasnya penerbitan green bond lah yang pada akhirnya membuat ceruk instrumen ini menjadi sempit dan terbatas pada kalangan tertentu. Padahal, jika bicara dari sisi investor, peminatnya jelas ada. Apalagi konsep green bond yang ramah lingkungan juga jadi nilai lebih di mata investor.