JAKARTA. Katalis positif dari pasar Surat Berharga Negara (SBN) akan menyokong penambahan porsi efek tersebut di reksadana. Faktor pendorongnya, masih ada ruang penyusutan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) sebesar 25 bps dari level saat ini 6,75%. Hal ini disokong oleh rendahnya tren inflasi Indonesia setelah pemerintah menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) beberapa waktu lalu. Niscaya, target inflasi Tanah Air sepanjang tahun 2016 yang dipatok 3% - 5% bakal terwujud. “Tapi penambahannya SBN di reksadana tidak akan signifikan. Sebab, produk reksadana saham masih mendominasi pasar,” tutur Desmon Silitonga, Analis PT Capital Asset Management, Kamis (7/4).
Analis: Porsi SBN di reksadana masih akan naik
JAKARTA. Katalis positif dari pasar Surat Berharga Negara (SBN) akan menyokong penambahan porsi efek tersebut di reksadana. Faktor pendorongnya, masih ada ruang penyusutan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) sebesar 25 bps dari level saat ini 6,75%. Hal ini disokong oleh rendahnya tren inflasi Indonesia setelah pemerintah menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) beberapa waktu lalu. Niscaya, target inflasi Tanah Air sepanjang tahun 2016 yang dipatok 3% - 5% bakal terwujud. “Tapi penambahannya SBN di reksadana tidak akan signifikan. Sebab, produk reksadana saham masih mendominasi pasar,” tutur Desmon Silitonga, Analis PT Capital Asset Management, Kamis (7/4).