JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepertinya masih sulit menembus level 3.800, dalam waktu dekat. Kepala Riset Divisi Invesment Management Indosurya Securities Reza Priyambada menyebut, secara teknikal saat ini posisi indeks sudah overbought. Bahkan, sejak akhir Maret, indeks sudah di atas area overbought, sehingga investor memiliki kecenderungan melakukan profit taking. Reza bilang, sejatinya, dari sisi fundamental ekonomi sebenarnya mendukung bagi penguatan indeks lebih lanjut. Tapi, fase koreksi mungkin terjadi karena investor profit taking. Lanjutnya, level 3.800 mungkin baru bisa tersentuh di akhir bulan, jika indeks bergerak turun dulu di bawah area overbought di kisaran 3.650 - 3.670. Menurut Reza, katalis yang mungkin bisa menggiring indeks naik ke level 3.800, diantaranya ekspektasi inflasi ke depan yang lebih rendah, dan jika suku bunga dipertahankan tetap di 6,75%. Adapun, beberapa sektor yang masih menarik seperti komoditas, khususnya batubara. Lalu, sektor consumer goods, dan sektor industri dasar khususnya semen. "Sektor industri semen berprospek seiring pengembangan proyek properti perusahaan dan proyek infrastruktur pemerintah," imbuh Reza.
Analis: Posisi overbought, IHSG sulit tembus level 3.800 dalam waktu dekat
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepertinya masih sulit menembus level 3.800, dalam waktu dekat. Kepala Riset Divisi Invesment Management Indosurya Securities Reza Priyambada menyebut, secara teknikal saat ini posisi indeks sudah overbought. Bahkan, sejak akhir Maret, indeks sudah di atas area overbought, sehingga investor memiliki kecenderungan melakukan profit taking. Reza bilang, sejatinya, dari sisi fundamental ekonomi sebenarnya mendukung bagi penguatan indeks lebih lanjut. Tapi, fase koreksi mungkin terjadi karena investor profit taking. Lanjutnya, level 3.800 mungkin baru bisa tersentuh di akhir bulan, jika indeks bergerak turun dulu di bawah area overbought di kisaran 3.650 - 3.670. Menurut Reza, katalis yang mungkin bisa menggiring indeks naik ke level 3.800, diantaranya ekspektasi inflasi ke depan yang lebih rendah, dan jika suku bunga dipertahankan tetap di 6,75%. Adapun, beberapa sektor yang masih menarik seperti komoditas, khususnya batubara. Lalu, sektor consumer goods, dan sektor industri dasar khususnya semen. "Sektor industri semen berprospek seiring pengembangan proyek properti perusahaan dan proyek infrastruktur pemerintah," imbuh Reza.
