KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kian dekat dengan level psikologis US$ 2.000 per ons troi jelang tutup tahun, penguatan harga emas naik diprediksi masih akan berlanjut di tahun depan. Analis PT Solidgold Berjangka Sunarti mengungkapkan, harga emas berhasil ke level US$ 1.960 per ons troi akhir pekan lalu, sekaligus merupakan level tertinggi dalam dua bulan terakhir. "Kenaikan harga logam mulia disebabkan oleh hasil perhitungan sementara pilpres AS yang menunjukkan keunggulan Joe Biden, dan Statement Federal Open Market Committe (FOMC) yang bernada dovish," kata Sunarti kepada Kontan, Senin (9/11).
Sekedar mengingatkan, pada pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden dinyatakan sebagai pemenang oleh sejumlah media setelah mengumpulkan lebih dari 270 suara elektoral. Di sisi lain, calon petahana Donald Trump masih enggan mengakui kekalahannya dan kemungkinan akan melakukan gugatan terhadap hasil pilpres tersebut. Sebelumnya, pelaku pasar telah memperkirakan kemenangan Biden memungkinkan adanya stimulus besar-besaran dan kenaikan pajak yang akan berdampak pada pelemahan dollar AS. Sementara, Senat diperkirakan masih akan dikuasai oleh Partai Republik sehingga tarik ulur stimulus fiskal belum sepenuhnya pudar bahkan jumlahnya mungkin akan lebih kecil dari yang diusulkan oleh Partai Demokrat. "Hal ini tentunya akan memberikan sentimen negatif bagi harga emas," ungkapnya. Sementara itu, hasil FOMC pekan lalu mengisyaratkan bahwa The Fed bakal melakukan penambahan stimulus jika diperlukan, upaya tersebut guna mengatasi merosotnya aktivitas ekonomi akibat melonjaknya kasus COVID-19 secara nasional, sehingga peluang harga emas untuk terus naik masih besar. Selain itu pasar juga berekspektasi bahwa dengan turunnya Donald Trump, maka perang dagang antara Amerika Serikat dengan China dapat mereda. Namun hal tersebut belum dapat dipastikan, sehingga investor masih perlu berhati-hati. Apalagi, Proses pemilu AS belum selesai dan bisa saja muncul ketidakpastian baru bila salah satu calon saling mengklaim kemenangan.
Di samping itu, beberapa analis mengatakan efek pemilu AS saat ini hanya mempengaruhi psikologi pasar dan hanya bersifat sesaat, sehingga pasar perlu memperhatikan sentimen lain terutama terkait pandemi covid-19. Dalam jangka panjang hingga tahun 2021, Sunarti memperkirakan harga emas bakal kembali naik di atas level psikologi US$ 2.000 per ons troi. "Kenaikan ini bisa terjadi akibat meningkatnya kekhawatiran terhadap kondisi dollar AS yang merupakan mata uang cadangan terkuat di dunia dan juga tingkat volatilitas pasar ekuitas yang terpantau cukup tenang," tandasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli