WASHINGTON. Investor harus bersiap untuk melihat langkah yang cenderung bernada positif (hawkish) terkait kenaikan suku bunga. Hal tersebut diungkapkan oleh dua analis menjelang diumumkannya kebijakan the Federal Reserve pada hari ini (18/3). "Saya tak bisa bayangkan jika kita menempatkan Yellen (pimpinan the Fed) dalam posisi dovish. Dia merupakan pemimpin yang pragmatis, dan saat ini dia bergerak secara bertahap ke posisi utama hampir setahun lamanya. Saya rasa mungkin pasar mengharap pernyataan yang cenderung bernada negatif (dovish) dari pertemuan The Fed pada pekan ini," jelas Jennifer Vail, CIO US Bank Wealth Management. Sekadar informasi, the Federal Open Market Committee memulai pertemuan dua harinya pada Selasa (17/3) kemarin. Investor berharap the Fed tak lagi menggunakan kata "sabar", untuk menjelaskan arah kebijakannya mengenai suku bunga. Sementara itu, Drew Matus, UBS's Deputy Chief US Economist menyepakati komentar Vail. "Dalam pernyataan terdahulunya, Yellen tidak pernah dovish. Dan peran yang dia jalankan sekarang adalah peran kepemimpinan. Saya rasa kita akan melihat sesuatu yang belum kita lihat keluar dari dirinya," papar Matus. Vail juga bilang, bank sentral akan menaikkan suku bunga acuan dalam waktu dekat sebesar 75 basis poin dalam skenario terbaik. "Tidak seperti yang sebelumnya, saya rasa the Fed akan segera menaikkan suku bunga dan melakukannya secara perlahan, agar sejalan dengan proses normalisasi kebijakan the Fed," urainya. Matus juga menambahkan, jika the Fed sudah menaikkan suku bunganya satu kali, maka akan diikuti kenaikan suku bunga beberapa kali secara berturut-turut. Meski demikian, Art Cashin, UBS's Director of floor operations NYSE mengaku bingung dengan langkah yang akan diambil the Fed. "Jika dia kembali menggunakan kata "sabar", itu berarti dia tidak akan menaikkan suku bunga. Yellen akan menggelar konferensi pers secepatnya sehingga pasar tenang kembali jika ternyata pasar bergerak tidak stabil," urai Cashin. Namun, lanjut Cashin, "Jika mereka (the Fed) menggunakan kata sesuai definisi aslinya, maka mereka menunda kenaikan suku bunga setidaknya untuk dua bulan. Karena mereka bilang jaraknya hanya dua bulan setelah kata "sabar" dicetuskan."
Analis prediksi langkah hawkish dari Yellen
WASHINGTON. Investor harus bersiap untuk melihat langkah yang cenderung bernada positif (hawkish) terkait kenaikan suku bunga. Hal tersebut diungkapkan oleh dua analis menjelang diumumkannya kebijakan the Federal Reserve pada hari ini (18/3). "Saya tak bisa bayangkan jika kita menempatkan Yellen (pimpinan the Fed) dalam posisi dovish. Dia merupakan pemimpin yang pragmatis, dan saat ini dia bergerak secara bertahap ke posisi utama hampir setahun lamanya. Saya rasa mungkin pasar mengharap pernyataan yang cenderung bernada negatif (dovish) dari pertemuan The Fed pada pekan ini," jelas Jennifer Vail, CIO US Bank Wealth Management. Sekadar informasi, the Federal Open Market Committee memulai pertemuan dua harinya pada Selasa (17/3) kemarin. Investor berharap the Fed tak lagi menggunakan kata "sabar", untuk menjelaskan arah kebijakannya mengenai suku bunga. Sementara itu, Drew Matus, UBS's Deputy Chief US Economist menyepakati komentar Vail. "Dalam pernyataan terdahulunya, Yellen tidak pernah dovish. Dan peran yang dia jalankan sekarang adalah peran kepemimpinan. Saya rasa kita akan melihat sesuatu yang belum kita lihat keluar dari dirinya," papar Matus. Vail juga bilang, bank sentral akan menaikkan suku bunga acuan dalam waktu dekat sebesar 75 basis poin dalam skenario terbaik. "Tidak seperti yang sebelumnya, saya rasa the Fed akan segera menaikkan suku bunga dan melakukannya secara perlahan, agar sejalan dengan proses normalisasi kebijakan the Fed," urainya. Matus juga menambahkan, jika the Fed sudah menaikkan suku bunganya satu kali, maka akan diikuti kenaikan suku bunga beberapa kali secara berturut-turut. Meski demikian, Art Cashin, UBS's Director of floor operations NYSE mengaku bingung dengan langkah yang akan diambil the Fed. "Jika dia kembali menggunakan kata "sabar", itu berarti dia tidak akan menaikkan suku bunga. Yellen akan menggelar konferensi pers secepatnya sehingga pasar tenang kembali jika ternyata pasar bergerak tidak stabil," urai Cashin. Namun, lanjut Cashin, "Jika mereka (the Fed) menggunakan kata sesuai definisi aslinya, maka mereka menunda kenaikan suku bunga setidaknya untuk dua bulan. Karena mereka bilang jaraknya hanya dua bulan setelah kata "sabar" dicetuskan."