Analis prediksi rupiah lanjutkan penguatan minggu depan tersengat efek eksternal



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs rupiah di pasar spot mengalami penguatan sebesar 13 poin atau menguat 0,09% ke level Rp 14.178 per dollar AS pada Jumat (18/1). Di sisi lain, kurs tengah Bank Indonesia berada di level Rp 14.253, atau bergerak menguat sebesar 0,17% dari perdagangan spot sebelumnya.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede melihat penguatan tipis ini disebabkan oleh sentimen eksternal, dimana Amerika Serikat (AS) masih belum mendapatkan kesepakatan yang pasti dan final atas perundingan dagang dengan Cina.

Ditambah lagi, AS mengalami Government Shutdown atau penutupan pemerintahan sehingga membuat dollar tertekan dan aktivitas ekonomi AS melemah.


“Äkibatnya dollar bergerak flat, padahal pertumbuhan regional, seperti yang tertera pada Philadelphia Federal Index menunjukan peningkatan dan angka pengangguran berkurang,”imbuhnya.

Sementara dari sisi internal, Josua juga menilai keputusan BI menahan suku bunga 6% juga sudah tepat. “Jika melihat data BI year to date, di awal tahun ini, dana-dana asing banyak yang masuk ke pasar domestik, baik melalui pasar saham maupun obligasi. Ini pula yang turut menguatkan rupiah,”tuturnya.

Josua memproyeksikan, pekan depan posisi rupiah masih akan terjaga di level saat ini. Ia memprediksi rupiah bergerak di kisaran Rp 14.200 - Rp. 14 250 per dollar AS. “Kita juga harus memperhatikan data-data penting yang akan dirilis minggu depan, seperti pengumuman GDP Cina, serta data ritel dan migas Amerika Serikat,”tambahnya.

Jika angka pertumbuhan ekonomi Cina tak terjaga, maka pengaruhnya akan sampai ke negara-negara lain di kawasan Asia, termasuk Indonesia.

Senada dengan Josua, analis Monex Investindo Futures Faisyal juga berpendapat, sentimen eksternal memainkan peran dominan menguatkan rupiah hari ini. “Ketegangan dagang antara AS dan Cina mulai memudar,”jelasnya.

Hal ini ditandai dengan pernyataan Presiden AS, Donald Trump, yang bersedia menurunkan bea impor yang dikenakan pada komoditas impor Cina. Dengan pernyataan demikian, pasar menjadi kembali bergairah kepada aset beresiko.

Pada proyeksi minggu depan, Faisyal melihat jika rupiah memiliki potensi menguat jika ada hasil positif dalam pertemuan G20 yang saat ini sedang berlangsung di Tokyo, Jepang. “Namun penguatan rupiah masih akan terbatas, mengingat saat ini dollar AS juga sedang mengalami penguatan terhadap Euro dan Poundsterling,” tuturnya.

Ditambah lagi, harga minyak mentah global yang terus terkerek juga akan membuat penguatan rupiah makin terbatas di pekan depan. Faisyal memprediksi pekan depan rupiah akan bergerak di kisaran Rp 14.000 - 14. 360 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli