Analis prediksi sektor properti baru akan bangkit pada 2022



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah menghadapi kelesuan daya beli, emiten properti kini dihadapkan dengan risiko pelemahan rupiah. Pasalnya, banyak emiten properti yang memiliki utang dalam bentuk obligasi dollar AS. 

Hal ini berpotensi menggerus kas perusahaan, Menurut riset Moody's beberapa perusahaan seperti MDLN, ASRI, BSDE, PWON, LPKR dan APLN memiliki risiko ini.

Kepala Riset Narada Asset Manajemen, Kiswoyo Adi Joe mengamini, pelemahan rupiah memang akan menekan kinerja emiten properti.  "Tentu berdampak bagi kinerja keuangan emiten, apalagi di tengah dollar yang bergejolak " kata Kiswoyo, Rabu (5/9)


Ia juga menambahkan, hingga dua tahun ke depan atau sampai 2020, gerak bursa saham masih akan didorong sektor komoditas yang menjadi sektor unggulan. Sementara sektor properti diramal baru akan bangkit pada 2022 mendatang. 

"Karena biasanya siklusnya itu 10 tahun sekali, di mana sektor properti pernah berjaya pada 2013," kata Kiswoyo

Ia menyarankan, di tengah tekanan terhadap IHSG, investor sebaiknya fokus ke saham-saham keping biru alias bluechip. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Narita Indrastiti