Analis: Privat placement GMFI layak disimak



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia Tbk (GMFI) akan melepas minimum 20% saham ke investor strategis di Januari 2018. Sebanyak 10% adalah saham baru, sedangkan sisanya merupakan saham lama. Analis menilai, aksi private placement ini tetap akan menarik.

Kepala Riset OSO Sekuritas Riska Afriani melihat, inisiatif GMFI untuk menawarkan sahamnya kepada investor strategis merupakan upaya yang baik. Selain mendapatkan pendanaan, Riska melihat bahwa GMFI nantinya bisa lebih dikenal di skala international. Teknologi yang digunakan pun kedepannya diharapkan dapat berkembang.

Sebagaimana pernah disampaikan Direktur Utama GMFI Iwan Joeniarto kepada media, GMFI akan memilih investor strategis yang bisa mengangkat merek, memperbaiki leverage, serta menaikkan kapabilitas GMFI untuk menggaet pasar regional maupun dunia nantinya.


Adapun soal harga saham GMFI yang saat ini masih mengalami penurunan di market, Riska bilang hal tersebut tak akan menyurutkan minat investor strategis. Sebagai informasi, pada perdagangan Rabu (13/12) saham GMFI bertengger di harga Rp 310 per saham, turun 2,52% dari hari sebelumnya. Adapun di satu bulan terakhir, saham GMFI telah turun sebanyak 19,69%.

"Penurunan harga saham itu terkait dengan induk usaha. Kinerja GMFI cukup bagus. Ketika investor diyakinakan untuk memiliki saham GMFI, mereka akan mengukur sejauh mana mereka bisa dapat keuntungan. Dengan rencana ekspansi, GMFI masih menarik,” jelas Riska.

Hal serupa juga diungkapkan Iwan. Menurutnya harga saham saat ini tak memengaruhi minat investor. Ia pun telah mengatur strategi memperkuat fundamental perusahaan. Salah satu langkah misalnya menjaga kepastian kontrak dan menggaet klien-klien baru. Dus, revenue dan laba perusahaan bisa terjaga.

Rabu (13/11), GMFI baru saja menandatangani nota kesepahaman kerja sama dengan Garuda Indonesia untuk perawatan pesawat untuk periode 10 tahun mendatang, terhitung 2018. Selain itu, Iwan juga menuturkan bahwa GMFI bersiap menyambut kontrak baru tahun 2018 dengan Koninklijke Luchtvaart Maatschappij (KLM), sebuah maskapai dari Eropa.

Adapun di tahun 2018 nanti, Irwan memprediksikan bahwa pendapatan GMFI akan bisa mencapai US$ 520 juta, tumbuh sekitar 15%-20% dari tahun ini. Pendapatan ini antara lain 70%-75% dari pelanggan lama, dan sisanya merupakan porsi pelanggan baru. Saat ini GMFI memiliki captive market yang diantaranya adalah berupa perjanjian jangka panjang dengan Citilink dan Sriwijaya.

"Kami akan menjaga pertumbuhan revenue di 15%-20% dengan net profit margin (NPM) dijaga double digit di 11%-12%. NPM kami berada di atas rata-rata MRO, itu yang membuat investor tertarik," ujar Iwan.

Melihat prospek bisnis, pergerakan saham, serta price to earning ratio (PER) GMFI yang tercatat sebesar 15 kali di 2017, Riska merekomendasikan cicil beli saham GMFI dengan target harga Rp 385 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati