KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepala Riset Koneksi Kapital Indonesia Alfred Nainggolan menilai, ditetapkannnya anggaran infrastruktur 2019 sebesar Rp 400 triliun tidak memberikan perubahan signifikan terhadap prospek emiten Badan Usaha Milik Negara (BUMN), khususnya sektor konstruksi. "Itu dana dari APBN, dan kita lihat realisasi di 2018 dan 2019, anggaran dan belanja infrastruktur pemerintah justru bisa memancing investor swasta untuk melakukan pembangunan di sekitar kawasan," kata Alfred kepada Kontan.co.id, Rabu (12/12). Dengan begitu, meskipun anggaran infrastruktur yang ditetapkan pemerintah Rp 400 triliun, namun dana tersebut akan terus berkembang lewat inisiasi pihak swasta. Kondisi tersebut tentunya akan berdampak positif bagi kinerja emiten BUMN Karya yang terlibat dalam proyek infrastruktur di 2019. "Jadi sudah pasti (kinerja emiten BUMN Karya) tetap kinclong, karena kita meyakini swasta akan melihat ini sebagai peluang," ungkapnya.
Analis: Prospek emiten BUMN karya di tahun depan bisa kinclong
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepala Riset Koneksi Kapital Indonesia Alfred Nainggolan menilai, ditetapkannnya anggaran infrastruktur 2019 sebesar Rp 400 triliun tidak memberikan perubahan signifikan terhadap prospek emiten Badan Usaha Milik Negara (BUMN), khususnya sektor konstruksi. "Itu dana dari APBN, dan kita lihat realisasi di 2018 dan 2019, anggaran dan belanja infrastruktur pemerintah justru bisa memancing investor swasta untuk melakukan pembangunan di sekitar kawasan," kata Alfred kepada Kontan.co.id, Rabu (12/12). Dengan begitu, meskipun anggaran infrastruktur yang ditetapkan pemerintah Rp 400 triliun, namun dana tersebut akan terus berkembang lewat inisiasi pihak swasta. Kondisi tersebut tentunya akan berdampak positif bagi kinerja emiten BUMN Karya yang terlibat dalam proyek infrastruktur di 2019. "Jadi sudah pasti (kinerja emiten BUMN Karya) tetap kinclong, karena kita meyakini swasta akan melihat ini sebagai peluang," ungkapnya.