KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelemahan aktivitas bisnis dan ekonomi di sepanjang tahun lalu turut menyeret turun pertumbuhan kredit PT Bank Central Asia Tbk (
BBCA). Namun, analis menilai kinerja BBCA tetap solid dan berpotensi membaik di tahun ini. Berdasarkan laporan keuangan tahunan 2020, laba bersih BBCA terkoreksi 5,14% secara tahunan (yoy) ke Rp 27,13 triliun. Manajemen mengatakan penurunan laba disebabkan kenaikan biaya pencadangan untuk mengantisipasi potensi penurunan kualitas aset. Di periode yang sama, pertumbuhan rata-rata kredit BBCA sebesar 4,7% yoy. Sementara, total fasilitas kredit untuk bisnis meningkat 5% yoy. Namun, adanya pelemahan aktivitas bisnis maka fasilitas tersebut tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal.
Dampaknya, hingga akhir Desember 2020 total kredit BCA menurun 2,1% menjadi Rp 575,6 triliun. Dengan demikian, secara konsolidasi total kredit tercatat sebesar Rp 588,7 triliun atau melemah 2,5% yoy. Meski tekanan di sepanjang tahun lalu berat, BCA dan entitas anak mampu mencatatkan pertumbuhan laba sebelum provisi dan pajak (PPOP) hingga 11,2% menjadi Rp 45,4 triliun. Kinerja tersebut ditopang oleh peningkatakn likuiditas biaya dana yang lebih rendha dan perlambatan belanja operasional.
Baca Juga: Begini rekomendasi analis untuk saham blue chip yang banyak dilepas asing Christopher Andre Benas, Analis RHB Sekuritas menilai kinerja BBCA di sepanjang tahun lalu sudah sesuai dengan harapannya. "BBCA solid dalam menghadapi pandemi karena
risk management perusahaan sangat baik," kata Andre, Rabu (31/3).
Selain itu, meski pertumbuhan kredit menurun, Andre menilai kinerja kredit BBCA masih cukup baik di tengah pandemi. Pada akhirnya, Andre juga mengatakan memang biaya dana yang murah mendorong kinerja BBCA di sepanjang tahun lalu.
BBCA Chart by TradingView Andre optimistis BBCA bisa berkinerja lebih baik di tahun ini. Ia memproyeksikan pertumbuhan kredit berpotensi di atas 5%. Tentunya, proyeksi tersebut harus didukung dengan perbaikan ekonomi secara keseluruhan.
Editor: Herlina Kartika Dewi