KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Analis rekomendasi beli saham anggota LQ45 di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang harganya stagnan di level dasar. Analis memperkirakan, harga saham yang kini lebih murah dibandingkan harga sebutir permen ini memiliki potensi kenaikan. Indeks LQ45 adalah salah satu indeks saham mayor di BEI yang terdiri dari 45 saham dengan kapitalisasi pasar terbesar dalam setahun terakhir dan memiliki likuiditas perdagangan yang tinggi. Saham LQ45 yang kini di banderol 50 adalah PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (
GOTO). Harga saham GOTO bertahan di level 50 sejak Selasa 6 Agustus 2024.
Hinga perdagangan Kamis 8 Agustus 2024, harga saham GOTO pun masih bertahan di level 50. Dalam perdagangan 5 hari terakhir, harga saham GOTO terakumulasi melemah 2 poin atau 3,85%. Equity Research Analyst Mirae Asset Sekuritas Christopher Rusli memberikan rekomendasi beli GOTO dengan target harga Rp 80 per saham. Target tersebut tidak berubah dari yang telah ditetapkan pada 19 Juli 2024. Pasalnya, kinerja GOTO telah membaik. Pencapaian kinerja GOTO pada kuartal II 2024 menandai kuartal kedelapan berturut-turut dari EBITDA yang disesuaikan membaik dan perusahaan berada di jalur yang tepat menuju profitabilitas. "Ini merupakan capaian yang sangat baik untuk kuartal II-2024, fokus strategis GOTO yang menyasar konsumen pasar massal membuahkan hasil," paparnya dalam riset Senin (5/8).
Baca Juga: Formasi CPNS 2024 & Cara Buat Akun Sscasn.bkn.go.id, PPPK Boleh Daftar Tanpa Mundur Rugi GOTO kuartal II 2024 turun Melansir laporan keuangan per Juni 2024, GOTO membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 7,73 triliun. Ini tumbuh 12,40% secara tahunan atau
Year on Year (YoY) dari Rp 6,88 triliun. Beberapa pos beban GOTO mengalami penyusutan. Seperti, beban umum dan administrasi turun 16% YoY menjadi Rp 2,47 triliun. Kemudian beban penjualan dan pemasaran menyusut 56,1% YoY menjadi Rp 1,45 triliun. Pos beban pengembangan produk juga ikut menciut 53% secara tahunan menjadi Rp 852 miliar dari sebelumnya Rp 1,82 triliun. Terakhir, bos beban operasional dan pendukung berkurang 49% YoY menjadi Rp 502 miliar. Alhasil, total biaya dan beban GOTO turun hingga 27,2% YoY menjadi Rp 9,47 triliun per Juni 2024. Pada periode yang sama di 2023, GOTO harus memikul jumlah biaya dan beban sebesar Rp 12,99 triliun. Dari sisi
bottom line, rugi bersih yang diatribusikan entitas induk GOTO ikut menyusut 62,3% secara tahunan hingga tersisa Rp 2,7 triliun. Di semester I-2023, rugi bersih GOTO mencapai Rp 7,16 triliun.
Indikator EBITDA yang disesuaikan Grup GOTO juga mengalami perbaikan yang signifikan sebesar 93% secara tahunan menjadi minus Rp 209 miliar per Juni 2024 dibandingkan posisi per Juni 2023 sebesar minus Rp 2,8 triliun. Pada periode April–Juni 2024, nilai kerugian EBITDA yang disesuaikan berhasil turun hingga 95% YoY menjadi Rp 48 miliar. Angka tersebut telah mendekati titik impas alias
breakeven. Baca Juga: Mudah Tak Perlu Calo, Ikuti Panduan Cara Buat Paspor 2024 Online Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Adi Wikanto