KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten pengelola gerai Alfamart, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) punya ketahanan kuat menghadapi inflasi. Ekspansi pembukaan gerai bakal menjaga pertumbuhan kinerja di tahun depan. Analis Mega Capital Sekuritas Rifdah Fatin Hasanah dalam riset 5 Desember 2022 memaparkan bahwa pendapatan AMRT berhasil tumbuh 14% secara
year-on-year (YoY) sampai kuartal III-2022 menjadi Rp 72,1 triliun. Penjualan dari segmen makanan memiliki kontribusi terbesar pada pendapatan AMRT yaitu sekitar 68,4%. Dari situ, AMRT mampu mengantongi laba bersih sebesar Rp 1,7 triliun hingga September 2022. Realisasi laba tersebut tumbuh signifikan sebesar 58% YoY.
Rifdah bilang, raihan laba bersih tentunya tidak terlepas juga dari strategi untuk menjaga marjin yang stabil di setiap periodenya. Dalam periode Januari-September, AMRT mencatatkan
Gross Profit Margin 21%,
Operating Profit Margin 3% dan
Net Profit Margin 2%.
Baca Juga: Stock Split Diundur, Cek Rekomendasi Saham Samudera Indonesia (SMDR) "Kami memproyeksikan pendapatan AMRT tumbuh 10% di 2022 dan 11% di 2023," tulis Rifdah dalam riset. Analis Samuel Sekuritas Pebe Peresia menambahkan, meskipun secara kuartalan pendapatan AMRT di kuartal ketiga 2022 tercatat turun 2,9%
quartal on quartal (QoQ), namun hal tersebut dinilai wajar. Pada umumnya kuartal II memang merupakan kuartal dengan penjualan tertinggi karena didukung oleh momen Lebaran. Secara akumulatif dari periode Januari-September, pendapatan AMRT tetap sejalan dengan proyeksi Samuel Sekuritas, dengan pertumbuhan 14.2% YoY dan kenaikan angka SSSG 9,5%. Berkaca pada kinerja AMRT di tahun ini, pembukaan gerai baru sukses menopang pertumbuhan kinerja. Dimana, AMRT mematok pembukaan 1.000 gerai baru di tahun ini, utamanya di luar pulau Jawa. Pebe memproyeksikan, dari semua
brand di bawah naungan AMRT diperkirakan pertumbuhan gerai terbanyak akan dicatatkan oleh Alfamart berkisar 87% dari total gerai dan Alfamidi berkisar 10% dari total pembukaan gerai. Adapun dalam catatan Kontan.co.id, Manajemen AMRT mengungkapkan bahwa realisasi pembukaan gerai baru sudah mencapai sekitar 1000 gerai sampai kuartal ketiga 2022. AMRT kembali berencana membuka sekitar 800-1000 gerai baru di tahun 2023. Di sisi lain, Pebe melihat bahwa AMRT juga terus mengembangkan strategi digitalnya melalui sejumlah platform di antaranya lewat Alfagift yakni B2C dengan target konsumen akhir dan Aksesmu yakni B2B yang menargetkan pasar UMKM. Penjualan
online AMRT diperkirakan bisa berkontribusi mencapai 6% ke total pendapatan di tahun ini. "Kami memperkirakan momentum pertumbuhan AMRT akan berlanjut hingga di tahun depan, didorong antara lain oleh pembukaan gerai-gerai baru dan pertumbuhan penjualan
online," kata Pebe saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (12/12). Sementara, lanjut Pebe, tantangan dari potensi kenaikan inflasi tinggi di tahun depan nampaknya masih bisa ditangani oleh AMRT. Sebab, mayoritas produk yang dipasarkan AMRT adalah kebutuhan pokok yang penjualannya tidak terlalu terpengaruh inflasi. Analis Philip Sekuritas Edo Ardiansyah dalam riset 8 November 2022, juga masih percaya bahwa prospek AMRT berada dalam posisi yang baik. Tangguhnya neraca AMRT bisa menangkap pangsa minimarket yang tinggi.
Baca Juga: Cek Rekomendasi Saham AKR Corporindo (AKRA) yang Punya Prospek Cerah Edo menjelaskan, dalam lima tahun ke depan diperkirakan pendorong ekonomi makro dan demografi utama akan terus berlanjut untuk mendukung pertumbuhan perdagangan modern di Indonesia. Toko kelontong tradisional atau warung kemungkinan besar akan kehilangan pangsa pasar karena tetap terfragmentasi dan menderita dari kurangnya skala pasar. Hal itu seiring meningkatnya pertumbuhan pendapatan yang mendorong perluasan populasi kelas menengah. Segmen masyarakat ini akan mencari kualitas produk yang lebih baik dan lingkungan belanja yang lebih kondusif. Selain itu, ekspansi minimarket yang pesat turut didorong oleh perubahan cara konsumen berbelanja bahan makanan mereka. Saat kota mengalami urbanisasi, pembeli tertarik pada toko lingkungan yang memungkinkan pembeli untuk mengambil produk tanpa harus memarkir kendaraannya. Sebagai tanggapan terhadap tren ini, para pelaku minimarket mencoba memanfaatkan area lalu lintas pejalan kaki yang tinggi dengan pasar kecil, toko-toko yang terletak dengan baik. "Mengingat prospek perdagangan modern yang cerah, AMRT berada pada posisi yang baik untuk menangkap pangsa minimarket yang lebih tinggi. Neraca yang kuat membuatnya lebih layak untuk agresif memperluas jumlah
outlet," imbuh Edo dalam riset. Edo merekomendasikan beli saham AMRT dan mempertahankan harga target Rp 3.000 per saham. Senada, rekomendasi Pebe terhadap saham AMRT adalah
buy dengan target harga Rp 3,250 per saham.
Sementara, Rifdah menyematkan
rating netral dengan target harga lebih tinggi menjadi Rp 3.050 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi