Analis Rekomendasikan Beli Saham MEDC, Simak Ulasannya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Medco Energi Internasional (MEDC) didukung kuatnya harga minyak dan gas. Selain itu, lini bisnis tambang tembaga dan emas bakal lebih kuat karena rencana Initial Public Offering (IPO) dari Amman Mineral NusaTenggara (AMNT).

Analis Ciptadana Sekuritas Arief Budiman mengatakan bahwa prospek harga minyak tetap konstruktif di tahun 2023. Seperti di tahun lalu, harga minyak mentah bergerak sejalan dengan gejolak ketegangan geopolitik pada tahun 2022. Ditambah dengan pasokan yang sudah ketat dan persediaan yang menipis di seluruh dunia.

Harga minyak mentah Brent di kuartal I-2023 diperkirakan akan tetap berkisar sekitar US$80 - US$ 85 per barel. Selanjutnya, harga minyak diyakini naik secara bertahap menjadi US$ 90- US$ 110 per barel mulai kuartal II hingga kuartal IV tahun 2023 karena ketatnya pasokan global dan persediaan yang rendah.


"Kami melihat pasar minyak berubah ketat di paruh kedua 2023 yang bakal mendukung harga lebih tinggi di akhir tahun," tulis Arief dalam riset tanggal 27 Januari 2023.

Baca Juga: Penjualan Mobil Diproyeksi Moderat, Simak Rekomendasi Saham Astra (ASII)

Energy Information Administration (EIA) memperkirakan permintaan minyak global akan meningkat sebesar 1,9 mb/d pada tahun 2023 yang didorong oleh pembukaan kembali China. Sementara, pertumbuhan pasokan minyak dunia pada tahun 2023 akan melambat menjadi 1 mb/d karena kombinasi pasokan minyak Rusia yang lebih rendah dan pemotongan pasokan OPEC+. 

Arief bilang, meskipun ketakutan dari resesi hanya ringan di Eropa dan AS, tetapi pembukaan kembali China akan memicu rebound terutama di ekonomi Asia.  

Ciptadana Sekuritas masih memperkirakan harga minyak mentah Brent rata-rata USD95 per barel selama 2023 yang akan mendukung pendapatan Medco Energi (MEDC) ke depannya.

Selain itu, rencana IPO AMNT mulai terlihat. Pembicaraan mengenai rencana IPO Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) terus berjalan meskipun jadwal dan struktur IPO belum diumumkan.  

Arief percaya bergabungnya AMNT dalam pasar modal yang telah lama ditunggu-tunggu akan memberikan katalis positif bagi MEDC. Langkah IPO dapat membuka nilai AMNT sebagai unit non-konsolidasi dari MEDC yang memegang 23,1% saham.

Amman Mineral mengoperasikan tambang tembaga dan emas terbesar kedua di Indonesia, setelah Tambang Grasberg milik Freeport di Papua.

Dalam periode Januari-September 2022, AMNT memproduksi 331 juta pon tembaga dan 554.000 ons emas. Ini berarti pertumbuhan tahunan masing-masing sebesar 103% dan 95%. 

Baca Juga: Analis Kompak Rekomendasikan Beli Saham MDKA, Ini Alasannya

Dari situ, AMNT membukukan pendapatan sekitar US$ 2 miliar dan laba bersih US$ 744 juta per kuartal III-2022. MEDC membukukan sebesar US$ 172 juta dari AMNT yang memberikan kontribusi 42% dari total pendapatan Medco Energi hingga kuartal ketiga 2022.

Arief mengungkapkan bahwa AMNT tengah menyelesaikan smelter tembaga baru di Nusa Barat Tenggara yang akan memproduksi 222 ribu ton tembaga murni dan mulai beroperasi pada tahun 2024. 

Pabrik peleburan yang membutuhkan total investasi sebesar US$ 982 juta tersebut merupakan bagian persyaratan dari pemerintah untuk perusahaan untuk melanjutkan operasi pertambangan sampai tahun 2050.

Arief mengulangi peringkat buy dan menaikkan target harga MEDC menjadi Rp 1.850 per saham. Tetapi, waspadai risiko harga minyak yang lebih rendah dari perkiraan dan penundaan IPO AMNT.

 
MEDC Chart by TradingView

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi