KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Surya Semesta Internusa Tbk (
SSIA) mencatatkan pendapatan prapenjualan alias
marketing sales sebesar Rp 392 miliar untuk segmen properti di tahun 2023. Melansir pengumuman di Instagram Perseroan, Jumat (19/1), raihan itu naik 69% secara tahunan dari raihan di tahun 2022. “Jika dilihat dari jumlah lahan yang terjual, SSIA berhasil menjual 20,5 hektar yang berasal dari lahan di Karawang dan Subang,” tulis manajemen di Instagram @suryainternusa.
Dari segmen konstruksi, SSIA mencatatkan nilai kontrak baru sebanyak Rp 2,9 triilun pada tahun 2023. Raihan itu dicatatkan SSIA melalui emiten PT Nusa Raya Cipta Tbk (NRCA).
Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham dan Prospek Kinerja Surya Internusa (SSIA) “Jumlah ini naik 24% secara tahunan. Ini adalah raihan nilai kontrak baru tertinggi dalam lima tahun terakhir,” tulis manajemen SSIA. Dari segmen perhotelan, okupansi Melia Bali Hotel tercatat 80%, Gran Melia Jakarta tercatat 56%, dan Umana Bali LXR Hotels & Resort sebesar 21%. “Hotel SSIA sudah membaik di tahun 2023 setelah Pandemi Covid-19 selesai. BATIQA hotel yang paling resiliensi selama pandemi tercatat okupansinya sebesar 66%,” ungkap manajemen.
Investment Consultant Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada mengatakan, kontributor pendapatan SSIA paling besar berasal dari jasa konstruksi, lalu diikuti dengan hotel. “Segmen konstruksi berasal dari NRCA. Sejumlah proyek telah dikerjakan oleh emiten ini, sehingga mampu menyumbang pendapatan ke SSIA,” ujarnya kepada Kontan, Jumat (19/1). Untuk tahun 2024, Reza melihat, pengembangan SSIA masih berlangsung. Diharapkan sejumlah proyek mereka, baik di Subang maupun di area strategis lain, dapat dikembangkan. “Diharapkan bisa dikembangkan menjadi kota metropolitan, sehingga dapat memberikan tambahan kinerja kepada SSIA,” paparnya. Reza pun merekomendasikan beli untuk SSIA dengan target harga Rp 450 per saham.
Baca Juga: Marketing Sales Tahun Lalu SMRA di Bawah Ekspektasi, Simak Rekomendasi Sahamnya Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Muhammad Nafan Aji Gusta mengatakan, SSIA masih mengalami
netloss hingga kuartal III 2023. Jadi, untuk melihat prospeknya di tahun 2024, harus melihat kinerja emiten di kuartal I 2024 terlebih dahulu. Melansir laporan keuangan, SSIA tercatat membukukan pendapatan konsolidasi sebesar Rp 3,02 triliun per September 2023. Angka ini lebih tinggi 22,3% dari semula Rp 2,46 triliun pada periode yang sama tahun 2022. Dari sisi
bottom line, SSIA tercatat membukukan kerugian bersih sebesar Rp 23,7 miliar. Kondisi ini berbanding terbalik dengan posisi pada kuartal III-2022 yang masih mencetak laba hingga Rp 70,8 miliar.
Editor: Tendi Mahadi