Analis rekomendasikan buy saham HMSP dan GGRM



JAKARTA. Kinerja emiten rokok dengan pangsa pasar besar diperkirakan masih lebih defensif dibandingkan emiten sektor lain. Meski ada beberapa tantangan, emiten rokok dinilai masih akan bisa meraih margin laba tinggi.

Salah satu masalah yang dihadapi sektor ini adalah peningkatan pajak pertambahan nilai (PPN) rokok menjadi 9,1% tahun ini, dibandingkan 8,7% di tahun lalu. Para analis memperkirakan, emiten sigaret seperti PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) dan PT Gudang Garam Tbk (GGRM) masih bisa menjaga margin.

Dang Maulida, Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, yakin HMSP dapat mensubstitusi biaya kenaikan PPN dengan menaikkan harga jual secara bertahap.


Dengan skema cukai dan PPN baru, analisis menunjukkan pemerintah mendapatkan tarif 9,5% lebih tinggi tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu untuk produk sigaret kretek mesin (SKM) AMild, dan 7,1% lebih tinggi tahun ini untuk sigaret kretek tangan (SKT) Dji Sam Soe. "Ini berarti harga jual harus dinaikkan setidaknya pada tingkatan tersebut," kata Dang.

Joni Wintarja, Analis NH Korindo Securities, mengatakan, kenaikan PPN juga tidak akan terlalu berdampak terhadap GGRM. Menurut dia, kenaikan PPN ini tak akan berdampak signifikan pada profitabilitas GGRM ataupun permintaan konsumen.

Joni memperkirakan, untuk produk SKM GGRM, kenaikan PPN hanya akan mengerek harga jual produk Rp 10 per batang, atau Rp 120 per bungkus. "Dengan kenaikan harga yang kecil, konsumen dinilai tidak akan mengurangi konsumsi rokok," ujar Joni dalam riset 12 Januari 2017.

Saat ini, produk SKM berkontribusi paling besar, yakni 90% terhadap pendapatan GGRM. Pertumbuhan dari segmen ini mencapai 9%, sementara pertumbuhan produk SKT bisa lebih tinggi, yakni mencapai 14%.

 Joni menghitung, pendapatan GGRM bisa naik 7,1% pada tahun ini menjadi Rp 82,45 triliun. Laba bersih GGRM berpeluang naik jadi Rp 7,9 triliun dari sebelumnya Rp 7,1 triliun.

Dang memperkirakan penjualan HMSP bisa meningkat 11,1% year on year (yoy) menjadi Rp 106,9 triliun. Sementara laba bersih HMSP diperkirakan masih bisa tumbuh 12,1% yoy menjadi Rp 12,9 triliun.

Dang menaikkan rekomendasi saham HMSP menjadi buy  dengan target harga Rp 4.710 per saham. Joni merekomendasikan buy GGRM dengan target Rp 78.125.

Adrian Joezer, Analis Mandiri Sekuritas, merekomendasikan buy untuk GGRM dengan target Rp 75.500. Menurut dia, GGRM dapat menghindar dari kompetisi di segmen mild dengan membaiknya penjualan Surya 16. Laba per saham (EPS) tahun ini berpotensi tumbuh cepat. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto