Analis Rekomendasikan Hold Saham Astra International (ASII), Ini Alasannya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Astra International Tbk (ASII) dinilai masih akan bertumbuh sepanjang 2023. Meski demikian, sejumlah ekspansi dan strategi perseroan dilihat mengkhawatirkan, khususnya pada sektor teknologi.

Kepala Riset Aldiracita Agus Pramono mengatakan, pihaknya melihat adanya kekhawatiran mengenai investasi ASII, terutama di sektor teknologi dengan ekspansinya di Halodoc dan OLX. Selain itu juga di sektor energi terbarukan dan Bank Jasa Jakarta (BJJ).

Adapun manajemen ASII menyatakan bahwa tujuan investasi mereka adalah untuk meningkatkan keunggulan operasional perusahaan dan membangun inisiatif bisnis baru.


Untuk tahun 2023, ASII mengalokasikan belanja modal sebesar Rp 39 triliun, dan Rp 14 triliun telah digunakan dengan porsi besar untuk usaha alat berat, pertambangan, konstruksi, dan energi (HEMCE) guna pembaruan alat berat.

Baca Juga: Mirae Sekuritas Jagokan 8 Saham Ini untuk Perdagangan Bulan Agustus 2023

SII juga meningkatkan investasi di divisi properti, termasuk akuisisi Jaya Mandarin Agung (JMA), operator dan pemilik Hotel Mandarin Oriental dari perusahaan afiliasi, investasi tambahan untuk Halodoc, dan pengumuman akuisisi baru-baru ini terhadap OLX, pasar online mobil bekas.

“Meskipun ASII dikenal dengan GCG-nya, investor masih mempertanyakan manfaat dan nilai investasi perusahaan, terutama di sektor teknologi di tengah perubahan ekonomi,” tulisnya dalam riset, Kamis (10/8).

Agus juga mengatakan, pada saat yang sama ada juga perhatian mengenai strategi ASII dalam meningkatkan pangsa pasar PHEV (Plug-in Hybrid Electric Vehicle) dan BEV (Battery Electric Vehicle) baik 2W maupun 4W.

Memang, sejauh ini ASII telah meluncurkan dua BEV dan akan meluncurkan 10 model baru di masa depan. Agus menilai, seiring dengan penjualan BEV yang terus meningkat, ASII mungkin akan kehilangan pangsa pasar di masa depan karena pemerintah sedang mempertimbangkan untuk memberikan insentif yang lebih tinggi untuk penjualan kendaraan listrik, termasuk CBU.

Di sisi lain, sejauh ini tanpa ekosistem kendaraan listrik yang memadai, penetrasi kendaraan listrik seperti BYD, Nio, dan XPeng masih lambat. 

“Namun, insentif dari pemerintah dapat mengubah lanskap persaingan,” katanya.

Pada segmen 2W, Honda akan meluncurkan tujuh model 2WEV hingga tahun 2023. Dengan meningkatnya penjualan kendaraan listrik secara global, hanya masalah waktu sebelum Indonesia menghadapi tren yang sama, dan ASII dinilai mungkin perlu menyesuaikan strateginya.

Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham Indo Tambangraya (ITMG) Menurut Analis Indo Premier

Sementara untuk tahun ini, kinerja ASII dinilai masih akan tumbuh positif. Aldiracita memperkirakan pendapatan ASII mencapai Rp 318,21 triliun dengan laba bersih Rp 32,33 triliun.

Adapun otomotif diproyeksikan masih akan menjadi kontributor utama pendapatan dengan kontribusi sebesar Rp 132,18 triliun. Selanjutnya dari alat berat yang diperkirakan menyumbang Rp 127,74 triliun.

Dengan begitu, Agus mempertahankan rekomendasi hold ASII dengan target harga Rp 7.100. 

 
ASII Chart by TradingView

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi