KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Timah Tbk (
TINS) dinilai masih memiliki prospek yang menarik. Analis Panin Sekuritas Felix Darmawan merekomendasikan beli saham TINS dengan menaikkan target harga menjadi Rp 2.100 dari sebelumnya Rp 2.000. Menurut Felix, terdapat sejumlah sentimen yang mendukung
outlook TINS ke depan. Pertama, harga jual rata-rata atau
average selling price (ASP) timah yang masih tinggi. ASP yang tinggi memang telah mendorong kinerja TINS sepanjang tiga bulan pertama 2022.
Emiten pelat merah ini mencatatkan pendapatan sebesar Rp 4,3 triliun pada kuartal pertama 2022, meningkat 79,6% secara
year-on-year (YoY). Pencapaian tersebut berada di atas estimasi yang dipasang Panin Sekuritas dan pasar, yang masing-masing mewakili 24,4% dan 26,2%. Peningkatan pendapatan didorong oleh naiknya ASP.
Baca Juga: Pelarangan Ekspor Timah Akhir 2022 Memantik Pro dan Kontra, Ini Sebabnya Rerata harga jual logam timah meningkat menjadi US$ 32.619 per ton, naik 34,7%secara kuartalan dan 75,8% secara YoY. Kenaikan ini menutupi penurunan produksi bijih timah sebesar 10,5% yoy menjadi 4.500 ton dan penjualan timah yang juga mengalami penurunan 3,5% yoy menjadi 5.700 ton. Bersamaan, laba bersih TINS pada kuartal pertama 2022 tercatat melesat 5.715% yoy menjadi Rp 601 miliar. Lagi-lagi, pencapaian ini berada di atas estimasi Panin Sekuritas maupun pasar, yang masing-masing mewakili 33,6% dan 37,6%. Kedua, penerapan
deleveraging strategy yang secara konsisten dilakukan oleh TINS. Patut diketahui, pada kuartal pertama 2022 , TINS mencatatkan tren penurunan utang bank dan utang obligasi sebesar 27,57% menjadi Rp3,6 triliun. Penurunan ini seiring dengan
deleveraging strategy, dimana TINS melakukan
repayment pada pinjaman bank jangka pendek dengan menggunakan kas internal.
Baca Juga: IHSG Turun ke 6.947 pada Kamis (23/6) Siang, Net Sell Asing Mencapai Rp 662 Miliar Selain itu, TINS juga berencana melakukan pelunasan utang obligasi di paruh kedua 2022 mendatang, sehingga efek kenaikan suku bunga acuan yang terjadi pada saat ini relatif berdampak minim pada TINS. Ketiga, mulai beroperasinya Ausmelt Furnance pertengahan tahun ini, serta penambahan kapal hisap yang dapat meningkatkan kapasitas produksi. Perkembangan
smelter yang berkapasitas 40.000 ton ini sudah mencapai 91%. TINS menargetkan dapat melakukan
commercial operation date (COD) di kuartal ketiga 2022. Prospek TINS juga ditunjang dengan adanya potensi mineral tanah jarang atau
rare earth yang mencapai 23.000 ton. “Logam tanah jarang sendiri memiliki
outlook permintaan yang cerah, karena dibutuhkan sebagai bahan baku komponen elektronik, pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT), hingga industri pertahanan,” tulis Felix dalam riset, Senin (20/6). Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News