Analis: Rencana pengurangan utang bisa mendongkrak kinerja Summarecon Agung (SMRA)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Para analis meyakini PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) memiliki prospek kinerja yang positif pada tahun ini. Hal tersebut tak lepas dari rencana pihak manajemen SMRA yang akan mengurangi jumlah utang di masa depan.

Analis Indo Premier Sekuritas Joey Faustian mengungkapkan, rencana pengurangan utang dari salah satu emiten anggota indeks Kompas100 ini, dilakukan untuk memperoleh keuntungan bisnis yang lebih baik.

Dia pun memperkirakan, debt to equity ratio (DER) milik SMRA akan turun dari 0,95 kali di tahun 2018 menjadi 0,84 kali di tahun ini. Hal tersebut dapat terjadi setelah sebagian utang SMRA lunas. Dalam catatannya, SMRA memiliki utang sekitar Rp 1,8 triliun yang jatuh tempo pada tahun ini.


Utang berbunga SMRA memang tumbuh cukup pesat semenjak perusahaan aktif membeli tanah selama 5 tahun hingga 7 tahun terakhir. “Ke depan, alih-alih mengakuisisi lebih banyak tanah, SMRA akan lebih fokus pada pengembangan proyek yang sudah ada dan penambahan properti baru,” terang Joey dalam pada riset 1 April 2019.

Sepakat, analis Maybank Kim Eng Sekuritas Aurellia Setiabudi menilai, rencana pengurangan utang yang dilakukan oleh SMRA tentu akan mengurangi beban keuangan perusahaan. “Potensi peningkatan laba bersih dan return of equity (ROE) yang lebih optimal akan lebih mudah dicapai oleh perusahaan,” ujarnya kemarin (2/4).

Aurellia sendiri memberi rekomendasi hold saham SMRA dengan target Rp 1.200 per saham. Sedangkan Joey merekomendasikan beli saham SMRA dengan target Rp 1.100 per saham.

Menurut perhitungan Joey, pendapatan SMRA akan mencapai Rp 6,28 triliun pada akhir tahun ini. Sementara laba bersihnya mencapai Rp 496 miliar.

Proyeksi ini lebih baik ketimbang realisasi kinerja SMRA di tahun lalu di mana perusahaan mencatat pendapatan sebesar Rp 5,66 triliun dan laba bersih sebesar Rp 449 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi