KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Belakangan ini, marak penerbitan obligasi global berdenominasi dollar alias global bond oleh emiten. Emiten yang telah sukses menerbitkan obligasi global misalnya PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA). Diikuti, PT Indika Energy Tbk (INDY), PT ABM Investama Tbk (ABMM), PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA), dan PT Sawit Sumbermas TBk (SSMS). Kepala Riset OSO Sekuritas Riska Afriani menilai, emiten penerbit obligasi global yang mengumpulkan pendapatan dalam bentuk dollar AS, seperti TPIA, INDY, dan ABMM lebih beruntung. Risiko yang besar justru akan dihadapi oleh emiten dengan pendapatan dalam rupiah. Jika rupiah terdepresiasi, pembayaran pun akan terasa berat. Analis Binaartha Parama Sekuritas M. Nafan Aji juga mengingatkan besar kecilnya risiko obligasi global juga bergantung kurs rupiah. Jika rupiah melemah, tingkat pembayaran bunga obligasi akan terganggu. Ketika beban perusahaan naik akibat pembayaran bunga, tingkat ekuitas perusahaan juga terganggu.
Analis: Risiko global bond dipengaruhi kurs
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Belakangan ini, marak penerbitan obligasi global berdenominasi dollar alias global bond oleh emiten. Emiten yang telah sukses menerbitkan obligasi global misalnya PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA). Diikuti, PT Indika Energy Tbk (INDY), PT ABM Investama Tbk (ABMM), PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA), dan PT Sawit Sumbermas TBk (SSMS). Kepala Riset OSO Sekuritas Riska Afriani menilai, emiten penerbit obligasi global yang mengumpulkan pendapatan dalam bentuk dollar AS, seperti TPIA, INDY, dan ABMM lebih beruntung. Risiko yang besar justru akan dihadapi oleh emiten dengan pendapatan dalam rupiah. Jika rupiah terdepresiasi, pembayaran pun akan terasa berat. Analis Binaartha Parama Sekuritas M. Nafan Aji juga mengingatkan besar kecilnya risiko obligasi global juga bergantung kurs rupiah. Jika rupiah melemah, tingkat pembayaran bunga obligasi akan terganggu. Ketika beban perusahaan naik akibat pembayaran bunga, tingkat ekuitas perusahaan juga terganggu.