Analis: Rupiah masih tidak punya tenaga



JAKARTA. Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS (USD) diperkirakan melemah hari ini menjelang FOMC Meeting yang akan digelar pada 16-17 September mendatang.

Kemarin di Pasar Spot, Senin (31/8) nilai tukar rupiah terhadap dollar AS naik 0,6% ke level Rp 14.067. Kurs tengah Bank Indonesia juga menunjukkan rupiah turun tipis ke Rp 14.027 dari sebelumnya Rp 14.011.

Lana Soelistianingsih, ekonom Samuel Securitas memprediksi rupiah kemungkinan bergerak di kisaran antara Rp.14.000 s.d Rp.14.100 per USD. Semestinya ada ruang penguatan dengan naiknya harga minyak mentah, namun USD kemungkinan menguat mendekati FOMC 16-17 September ini.


Untuk pasar saham, adapun isu ekonomi domestik yang mempengaruhi pergerakan pasar adalah adanya aksi demonstrasi sekitar 52.000 buruh hari ini. "Kemungkinan akan ada potensi koreksi di bursa tapi tidak signifikan karena dimanfaatkan untuk melakukan aksi beli," kata Lana dalam riset yang diterima KONTAN, Selasa (1/9).

Hari ini buruh tersebut akan menggelar demo menyerukan tuntutan terkait kondisi ekonomi saat ini. Pelemahan ekonomi membuat perusahaan mengurangi kegiatan usaha, yang berdampak pada menurunnya jam kerja bahkan PHK,dan daya beli yang turun.

Di saat yang sama, BPS akan umumkan angka inflasi yang diperkirakan akan moderat 0,3% -0,7% secara bulanan (MoM) dan konsensus mencatat 0,58% mom. Sementara Lana menduga iglasi akan 0,55 MoM dan 7,35 yoy. "Inflasi ini karena naiknya harga bahan makanan, pelemahan rupiah dan tahun ajaran baru untuk perguruan tinggi," jelas Lana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie