Analis: Rupiah menguat karena kombinasi sentimen eksternal dan internal



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah pekan lalu terkoreksi, rupiah pada awal pekan ini mulai bangkit. Analis Monex Investindo Futures, Faisyal menilai pergerakkan rupiah hari ini adalah karena kombinasi sentimen eksternal dan internal.

Mengutip Bloomberg pada Senin (1/4) rupiah ditutup menguat tipis 0,09% di level Rp 14.229 per dollar AS. Di kurs tengah Bank Indonesia rupiah juga menguat 0,09 ke level Rp 14.321 per dollar AS.

Faisyal menilai rilis data Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur China yang menunjukan perbaikan, sehingga rupiah ikut diuntungkan. PMI China yang dirilis oleh Caixin/Markit menunjukkan pertumbuhan pertama sejak empat bulan terakhir, tercatat berada di level 50,5.


“Permintaan aset berisiko sepertinya mulai kembali dilirik investor,” kata Faisyal kepada Kontan.co.id, Senin (1/4). 

Ia menambahkan sentimen domestik berasal dari rilis data inflasi bulanan Indonesia.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi periode Maret 2019 sebesar 0,11%. Dengan begitu inflasi 2019 sebesar 0,35% sedangkan inflasi tahunan sebesar 2,48%. 

Menurut Faisyal data inflasi Indonesia  masih dalam kisaran target BI sehingga tidak menjadi beban bagi laju mata uang Garuda.

Namun, rupiah masih mendapatkan ancaman dari pergerakan dollar AS. Pasalnya nanti malam akan dirilis data Penjualan Ritel AS dan data Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur AS yang dilaporkan Institute of Supply Management. “Kalau bagus maka rupiah akan terkoreksi, dan berlaku sebaliknya,” tutur Faisyal.

Faisyal memprediksi besok rupiah cenderung akan terkoreksi dengan rentang pergerakan di level Rp 14.200-Rp 14.300 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi