JAKARTA. Melemahnya pasar saham dan obligasi saat ini dinilai tidak akan berpengaruh signfikan terhadap rupiah.Analis PT Commonwealth Bank, Mika Martumpal menyebut, rupiah masih stabil dan berpeluang menguat hari ini, meski tidak sebesar penguatan di dua hari sebelumnya. Dia memperkirakan mata uang Garuda ini akan bergulir di kisaran Rp 8.910 per dollar AS hingga Rp 8.930 per dollar AS.Mika bilang, faktor kenaikan suku bunga masih mampu menopang rupiah. Apalagi, rilis pertumbuhan ekonomi positif, bahkan melampaui perkiraan pasar. "Dengan pertumbuhan positif, Bank Indonesia lebih leluasa untuk fokus mengendalikan inflasi yang biasanya diikuti dengan kenaikan suku bunga," kata Mika.Oleh karena itu, menurutnya, meski pasar saham tertekan dan harga obligasi agak turun, rupiah tidak akan ikut tertekan. Apalagi, saat ini sepertinya investor beralih masuk ke instrumen jangka pendek, seperti SBI. Mika bilang, selama investor tidak mengalihkan investasi ke dalam dollar, tetap pegang rupiah, dan masuk ke SBI, maka rupiah akan tetap stabil. "Kecil peluang rupiah kembali ke atas Rp 9.000 per dollar AS, kecuali terjadi crash atau penurunan signifikan di pasar saham," imbuhnya. Hingga pukul 11.04 WIB, rupiah di pasar spot diperdagangkan di level Rp 8.918 per dollar AS, atau tidak beranjak dari penutupan kemarin. Namun, rupiah sempat menguat di Rp 8.910 per dollar AS per pukul 08.59 WIB.
Analis: Rupiah tetap stabil meski pasar saham tertekan
JAKARTA. Melemahnya pasar saham dan obligasi saat ini dinilai tidak akan berpengaruh signfikan terhadap rupiah.Analis PT Commonwealth Bank, Mika Martumpal menyebut, rupiah masih stabil dan berpeluang menguat hari ini, meski tidak sebesar penguatan di dua hari sebelumnya. Dia memperkirakan mata uang Garuda ini akan bergulir di kisaran Rp 8.910 per dollar AS hingga Rp 8.930 per dollar AS.Mika bilang, faktor kenaikan suku bunga masih mampu menopang rupiah. Apalagi, rilis pertumbuhan ekonomi positif, bahkan melampaui perkiraan pasar. "Dengan pertumbuhan positif, Bank Indonesia lebih leluasa untuk fokus mengendalikan inflasi yang biasanya diikuti dengan kenaikan suku bunga," kata Mika.Oleh karena itu, menurutnya, meski pasar saham tertekan dan harga obligasi agak turun, rupiah tidak akan ikut tertekan. Apalagi, saat ini sepertinya investor beralih masuk ke instrumen jangka pendek, seperti SBI. Mika bilang, selama investor tidak mengalihkan investasi ke dalam dollar, tetap pegang rupiah, dan masuk ke SBI, maka rupiah akan tetap stabil. "Kecil peluang rupiah kembali ke atas Rp 9.000 per dollar AS, kecuali terjadi crash atau penurunan signifikan di pasar saham," imbuhnya. Hingga pukul 11.04 WIB, rupiah di pasar spot diperdagangkan di level Rp 8.918 per dollar AS, atau tidak beranjak dari penutupan kemarin. Namun, rupiah sempat menguat di Rp 8.910 per dollar AS per pukul 08.59 WIB.