KONTAN.CO.ID - Aksi pemecahan nilai saham (stock split) yang dilakukan sejumlah emiten belum lama ini mampu menarik minat pelaku pasar, terutama investor ritel. Sebab, secara otomatis, saham perusahaan yang beredar di pasar jadi lebih banyak, sehingga menjadi lebih likuid. Contohnya, saham PT Bumi Teknokultura Unggul Tbk (BTEK). Para pemegang saham perusahaan yang bergerak di bidang agribisnis ini menyetujui stock split dengan rasio 1:8. Alhasil, jumlah saham BTEK yang beredar meningkat dari 5,78 miliar saham menjadi 46,28 miliar saham. Besarnya jumlah saham yang beredar usai stock split, menurut Analis Yuanta Sekuritas Parningotan Julio, otomatis berdampak pada likuiditas saham di pasar. "Secara teori memang membuat saham menjadi lebih likuid. Selain itu biasanya volume saham yang telah stock split tersebut juga akan meningkat," kata Parningotan, Rabu (16/8).
Analis: Saham stock split bisa memikat ritel
KONTAN.CO.ID - Aksi pemecahan nilai saham (stock split) yang dilakukan sejumlah emiten belum lama ini mampu menarik minat pelaku pasar, terutama investor ritel. Sebab, secara otomatis, saham perusahaan yang beredar di pasar jadi lebih banyak, sehingga menjadi lebih likuid. Contohnya, saham PT Bumi Teknokultura Unggul Tbk (BTEK). Para pemegang saham perusahaan yang bergerak di bidang agribisnis ini menyetujui stock split dengan rasio 1:8. Alhasil, jumlah saham BTEK yang beredar meningkat dari 5,78 miliar saham menjadi 46,28 miliar saham. Besarnya jumlah saham yang beredar usai stock split, menurut Analis Yuanta Sekuritas Parningotan Julio, otomatis berdampak pada likuiditas saham di pasar. "Secara teori memang membuat saham menjadi lebih likuid. Selain itu biasanya volume saham yang telah stock split tersebut juga akan meningkat," kata Parningotan, Rabu (16/8).