Analis: Saham telekomunikasi masih jadi sektor pilihan favorit di tengah Covid-19



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah penyebaran Covid-19, setidaknya ada dua dampak yang dialami dunia usaha yaitu pelemahan rupiah dan penurunan daya beli di negara-negara tujuan ekspor. 

Meski begitu, pelemahan rupiah tak selamanya menjadi mimpi buruk. Justru perusahaan yang berorientasi ekspor bisa mengeruk keuntungan di tengah pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) karena pemasukan naik jika dihitung dalam rupiah. 

"Namun hal ini perlu dibaca dengan hati-hati karena harus dilihat juga biayanya. Jika bahan baku juga impor maka telah terjadi hedging natural sehingga laba tidak terpengaruh oleh perubahan kurs," jelas Vice President Samuel Sekuritas Muhammad Alfatih kepada Kontan.co.id, Rabu (15/3). 

Baca Juga: Pebisnis Telekomunikasi Tetap Lancarkan Ekspansi Meski Terjadi Pandemi Corona

Di tengah tekanan tersebut, Alfatih menjelaskan investor bisa melirik perusahaan di sektor telekomunikasi. Meski biaya perusahaan tersebut dalam denominasi dolar AS dan pendapatan dalam denominasi rupiah, sektor ini menarik. "Pemakaian data akibat work from home (WFH) dan sekolah dari rumah bisa meningkatkan pendapatan mereka," jelas Alfatih. 

Disebut masuk dalam sektor yang terimbas dampak positif, Group Head of Corporate Communication PT XL Axiata Tbk (EXCL) Tri Wahyuningsih mengatakan pelemahan rupiah tidak mempengaruhi kondisi keuangan perusahaan. 

"Kondisi keuangan perusahaan masih sehat, karena kami tidak memiliki utang dalam bentuk Dollar AS," jelas dia. 

Berdasarkan catatan Kontan.co.id, Ayu juga menjelaskan bahwa XL Axiata masih akan melaksanakan ekspansi sesuai dengan rencana awal hingga kuartal II-2020. Sementara untuk sisa waktu di 2020 XL Axiata masih akan melakukan evaluasi menjelang masuk di kuartal III-2020. 

Baca Juga: Ada corona, Xl Axiata belum revisi rencana ekspansi tahun ini

Selama periode WFH, trafik layanan seluler XL Axiata terjadi kenaikan 15% dari kondisi normal sedangkan XL Home meningkat 20% dari kondisi normal. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi