KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana kenaikan cukai rokok pada tahun depan diyakini belum akan mengganggu kinerja emiten PT Gudang Garam Tbk (
GGRM). Sejumlah analis masih memandang saham GGRM menarik untuk dimiliki investor. Seperti yang diketahui, berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No.146/PMK.010/2017 pemerintah dipastikan akan menaikkan cukai rokok sebesar 10,04% per 1 Januari 2018. Minimum harga jual eceran rokok yang dikenakan kepada konsumen juga hanya bisa diberi diskon paling besar 15% dari harga yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Tidak hanya itu, pemerintah juga mengatur harga jual rokok produk terbaru haruslah sama atau lebih tinggi dari produk lama yang telah beredar oleh pabrikan yang sama. Pemerintah pun akan menyederhanakan klasifikasi cukai rokok mulai tahun depan. Saat ini terdapat 12 klasifikasi untuk pengenaan cukai rokok. Akhmad Nurcahyadi, Analis Samuel Sekuritas Indonesia berpendapat, regulasi seputar rokok tersebut lebih berpotensi memberi tekanan tinggi pada produsen rokok berskala kecil. GGRM sendiri dinilai sudah teruji kinerja operasionalnya di tengah kontinuitas tekanan pada volume penjualan. Lebih lanjut, GGRM juga bisa memanfaatkan pengurangan suplai dari produsen rokok second linear akibat pemberlakuan kenaikan cukai dan regulasi lain yang mengikutinya. GGRM pun diuntungkan dengan perbaikan ekonomi nasional pada tahun depan yang akan memicu kenaikan daya beli dan level konsumsi di kalangan masyarakat. “Terlepas dari ketatnya regulasi, konsumsi rokok dari berbagai kelas masyarakat seharusnya masih bisa meningkat di tahun depan,” jelas Akhmad. Senada, Analis NH Korindo, Joni Wintarja menilai, sebagai salah satu produsen rokok terbesar di Indonesia, GGRM masih bisa mencatat kinerja lebih baik di tahun depan walau harus berhadapan dengan tantangan regulasi dari pemerintah. Di samping itu, Joni berpendapat, GGRM bersama emiten rokok lainnya berpeluang mengambil keuntungan dari implementasi program Bantuan Pemerintah Non Tunai (BNPT) dan Bantuan Sosial Beras Sejahtera yang akan disalurkan pada tahun depan.
Selain meningkatkan daya beli masyarakat, kelebihan dana dari kedua program tersebut bisa digunakan untuk membeli produk-produk lain, salah satunya rokok. Namun, ia menambahkan, besaran keuntungan yang diperoleh GGRM bergantung pada upaya pemerintah dalam memastikan program BNPT dan Bansos Rastra tepat sasaran. "GGRM tidak bisa berharap terlalu banyak terhadap program tersebut," katanya. Joni pun masih merekomendasikan
buy saham GGRM pada target harga Rp 97.825 per lembar, sedangkan Akhmad merekomendasikan
buy terhadap saham GGRM pada target harga Rp 77.150 per lembar. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto