KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penguatan rupiah membawa berkah bagi emiten poultry atau peternakan unggas. Pasalnya, sebagian bahan baku emiten ini berasal dari impor. Direktur Utama PT Sierad Produce Tbk (SIPD), Tommy Wattemena mengatakan, penguatan nilai tukar rupiah dalam jangka lama bakal menguntungkan perusahaan. Meski demikian, penguatan rupiah dalam beberapa waktu terakhir ini belum terlalu berdampak positif terhadap perusahaan. “Ini masih awal, apa bisa bertahan terus (menguat) belum tahu. Soalnya jatuhnya nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) masih dibarengi kenaikan harga jagung. Komponen pakan jagung sendiri sebesar 60%,” katanya pada Kontan, Jumat (31/1).
Baca Juga: Malindo Feedmill (MAIN) bidik pertumbuhan laba 15% tahun 2020 Dengan menguatnya nilai tukar rupiah, hal ini akan berdampak pada harga baku impor yang dibeli menjadi lebih murah. Sekarang ini, SIPD mengimpor bahan baku berupa soybean meal (SBM) sebesar 25%-30%, kemudian impor kedelai 30%, dan impor jagung sebanyak 60%. Sierad Produce membidik pendapatan bisa tumbuh hingga 15% pada tahun 2020. Perusahaan berharap kinerja keuangan bisa tumbuh karena berkaca dari kinerja dari tahun 2019 yang positif.