KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan dolar Amerika Serikat (AS) masih dibayangi pelemahan karena ekspetasi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve. Research & Development Trijaya Pratama Futures Alwi Assegaf Alwi Assegaf menjelaskan, pelemahan dolar AS masih akan berlanjut sampai akhir tahun 2024. Pada bulan September 2024, The Fed juga akan mengumumkan proyeksi inflasi, proyeksi produk domestik bruto (PDB), dan arah suku bunga. Mengingat data-data ekonomi AS yang menunjukan perlambatan ekonomi dan ketenagakerjaan AS, Alwi mengatakan arah suku bunga The Fed bisa dipangkas lebih dari dua kali tahun ini.
Namun dengan sentimen tersebut, sejumlah mata uang utama dinilai belum memiliki prospek yang positif terhadap dolar AS. Alwi merekomendasikan hanya yen Jepang punya prospek yang positif dibanding mata uang utama lainnya.
Baca Juga: Nikkei Bangkit Karena Kenaikan Saham Teknologi, Yen Melemah "Yang akan menonjol di antara mata uang utama adalah yen Jepang karena ada perbedaan kebijakan antara Bank of Japan (BoJ) dengan bank sentral dunia lainnya," kata Alwi kepada Kontan.co.id, Senin (19/8). Saat The Fed berencana melakukan pelonggaran kebijakan moneter, Bank of Japan justru menaikkan suku bunga. Hal ini membuat selisih bunga antara BOJ dan The Fed menyempit, kemudian memungkinkan dana-dana kembali masuk ke Jepang karena suku bunga yang lebih kompetitif. Sekadar informasi, sebelumnya banyak pelaku pasar memanfaatkan suku bunga negatif Jepang untuk
carry trade. Yakni meminjam dana di Jepang dan mengalokasikannya ke negara dengan
return yang lebih tinggi. Ketika
return investasi Jepang sudah naik karena bunga tak lagi negatif, maka investasi mulai masuk ke Jepang.
Baca Juga: Perkasa, Rupiah Spot Menguat 0,35% ke Rp 15.495 Per Dolar AS Pada Selasa (20/8) Siang Ketika dana tersebut masuk kembali ke Jepang, maka permintaan terhadap yen meningkat. Dengan demikian, lanjut Alwi, hal ini menjadi katalis positif, di mana yen akan menguat tajam terhadap dolar AS. Untuk diketahui, berdasarkan Trading Economics pada Selasa (20/8) pukul 13.42 WIB,
pairing EURUSD berada di 1,107, turun 0,05% dalam sehari tetapi naik 0,46% dalam seminggu. GBPUSD tercatat naik 0,03% ke 1,299 dari hari kemarin dan naik 0,38% dari pekan lalu. Sementara AUDUSD turun 0,07% ke level 0,672 tetapi naik 0,88% dalam sepekan, kemudian NZDUSD naik 0,17% dalam sehari ke level 0,612 dan naik 1,23% dalam seminggu. Untuk USDJPY mengalami kenaikan 0,21% ke 147.04 dalam sehari, tetapi terkoreksi 0,36% dalam sepekan. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati