JAKARTA. Sejak heboh aksi jual pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), indeks sektor properti terus ditutup di zona merah hingga hari ini (23/8). Pada penutupan sore tadi, indeks sektor properti ditutup melemah 3,89 poin ke level 371,92 per saham.Adapun posisi tertingginya hari ini ada di level 384,02. Sementara posisi terendahnya ada di level 368,94.Seperti biasa, sektor properti terkena imbas dari spekulasi pengetatan stimulus The Fed. Tapi, kondisi ini makin diperparah dengan sentimen yang datang dari penurunan batas atas Giro Wajib Minimum-Loan to Deposit Ratio (GWM-LDR).Informasi saja, tadinya, batas ideal yang BI tentukan untuk GWM LDR ini adalah 78%-100%. Namun mulai tahun depan, batasnya berubah menjadi 78%-92%.Sebenarnya, langkah ini diambil untuk menyehatkan penyaluran kredit, khususnya kredit properti. Pasalnya, Bank Indonesia melihat adanya pertumbuhan kredit yang tinggi di beberapa sektor tertentu."Batasan baru itu dikhawatirkan akan mengganggu penyaluran kredit properti," tukas Reza Priyambada, Kepala Riset Trust Securities, Jumat (23/8).Selain itu, pelemahan rupiah juga memberikan sentimen yang cukup menekan pergerakan saham indeks properti. Pasalnya, pelemahan rupiah diasumsikan bisa meningkatkan harga bahan baku.Kendati demikian, pergerakan saham properti tidak selamanya merah. Sebenarnya, saham sektor ini sempat bergerak di zona hijau."Kalau itu hanya karena saham-saham yang sudah sempat tertekan banyak sehingga saham properti sempat menjadi buruan karena harganya sudah terdiskon," pungkas Reza.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Analis: Sektor properti tertekan aturan GWM -LDR
JAKARTA. Sejak heboh aksi jual pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), indeks sektor properti terus ditutup di zona merah hingga hari ini (23/8). Pada penutupan sore tadi, indeks sektor properti ditutup melemah 3,89 poin ke level 371,92 per saham.Adapun posisi tertingginya hari ini ada di level 384,02. Sementara posisi terendahnya ada di level 368,94.Seperti biasa, sektor properti terkena imbas dari spekulasi pengetatan stimulus The Fed. Tapi, kondisi ini makin diperparah dengan sentimen yang datang dari penurunan batas atas Giro Wajib Minimum-Loan to Deposit Ratio (GWM-LDR).Informasi saja, tadinya, batas ideal yang BI tentukan untuk GWM LDR ini adalah 78%-100%. Namun mulai tahun depan, batasnya berubah menjadi 78%-92%.Sebenarnya, langkah ini diambil untuk menyehatkan penyaluran kredit, khususnya kredit properti. Pasalnya, Bank Indonesia melihat adanya pertumbuhan kredit yang tinggi di beberapa sektor tertentu."Batasan baru itu dikhawatirkan akan mengganggu penyaluran kredit properti," tukas Reza Priyambada, Kepala Riset Trust Securities, Jumat (23/8).Selain itu, pelemahan rupiah juga memberikan sentimen yang cukup menekan pergerakan saham indeks properti. Pasalnya, pelemahan rupiah diasumsikan bisa meningkatkan harga bahan baku.Kendati demikian, pergerakan saham properti tidak selamanya merah. Sebenarnya, saham sektor ini sempat bergerak di zona hijau."Kalau itu hanya karena saham-saham yang sudah sempat tertekan banyak sehingga saham properti sempat menjadi buruan karena harganya sudah terdiskon," pungkas Reza.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News