Analis: Sentimen negatif masih akan mengukung IHSG



JAKARTA. Pasar saham domestik dinilai masih akan dilingkupi oleh sentimen negatif pada transaksi hari ini. Menurut Analis First Asia Capital David Nathanael Sutyanto, dari faktor regional, perlambatan pertumbuhan manufaktur di kawasan Asia yang dimotori oleh China telah menekan pasar saham. Sedangkan dari domestik, sentimen negatif dipicu oleh revisi angka pertumbuhan ekonomi Indonesia oleh Bank Dunia tahun ini menjadi 5,9% dari proyeksi sebelumnya 6,2%.Selain itu, Bank Dunia juga memperkirakan inflasi Indonesia akhir tahun ini akan melonjak mencapai 9% pasca kenaikan harga bahan bakar mimyak (BBM). Kombinasi faktor eksternal dan internal tersebut mengindikasikan meningkatnya resiko pasar."Kondisi ini membuat pelaku pasar menginginkan diskon lebih besar yang memicu terjadi koreksi harga saham sektoral," kata David, Rabu (3/7).David memperkirakan, IHSG akan bergerak variatif di teritori negatif dalam volume yang tipis. IHSG bergerak dengan support di posisi 4.620-4.670 dan resisten di level 4.780-4.820. Untuk saham yang dapat menjadi pilihan, David merekomendasikan diantaranya saham BBKP dan RALS, masing-masing pada posisi buy.Selain itu, saham WSKT, WIKA, INDF dan ASSA, masing-masing pada posisi trading buy, saham INDY dan KIJA pada posisi buy on weakness, serta saham KLBF pada posisi sell on strength.Analis Trust Securities Reza Priyambada menambahkan, pelaku pasar bersikap menahan diri menjelang rilis data pemesanan barang-barang pabrik AS. Investor masih mencoba memperhitungkan proses pemulihan ekonomi AS dengan rencana the Fed yang akan mengurangi program stimulusnya. Selain itu, pelaku pasar juga sedikit merespon negatif rilis PMI Construstion Inggris yang lebih rendah dari estimasi.

Reza memperkirakan, IHSG akan berada pada support 4.696-4.713 dan resisten di posisi 4.783-4.815. Untuk saham yang dapat dipertimbangkan, Reza merekomendasikan antara lain sahamĀ  SMGR dan WIKA masing-masing pada posisi trading buy, serta saham MAIN dan LPKR masing-masing pada posisi buy on weakness.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie