JAKARTA. Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tertahan di sesi pertama pada transaksi Senin (7/1). Analis First Asia Capital, David Nathanael Sutyanto memperhatikan, indeks siang ini bergerak flat. "Meskipun ada aksi beli dari asing yang mencapai Rp 349 miliar ke beberapa saham seperti BBRI, ASRI dan TLKM namun indeks tetap tidak dapat bergerak lebih lanjut untuk naik," ungkap David kepada KONTAN, Senin (7/1). Untuk sesi kedua nanti, David memperkirakan IHSG akan bergerak ke zona merah. "Koreksi teknikal akan terjadi hari ini karena pada perdagangan Jumat kemarin terbentuk candle doji star, yang mengindikasikan kondisi overbought," terangnya. David menyarankan Investor untuk merealisasikan keuntungannya. David bilang IHSG akan bergerak flat dengan kecenderungan melemah di kisaran 4.385-4.425. "Namun koreksi yang terjadi cukup wajar dan tidak mengubah trend jangka menengah," tepisnya. Sementara Analis Indosurya Securities, Robertus Yanuar Hardy mengatakan sektor-sektor pada IHSG yang sudah menguat dengan cukup signifikan pada pekan lalu, seperti sektor perkebunan kelapa sawit, pertambangan batubara, dan properti, diperkirakan akan mengalami tekanan profit taking seiring minimnya sentimen positif baru, pada pekan ini. Menurut Robertus, pergerakan IHSG hari ini juga masih dipengaruhi oleh kurang stabilnya fluktuasi nilai tukar rupiah yang saat ini berada pada posisi terlemahnya. Secara teknikal, akumulasi yang terus meningkat dapat mendukung pergerakan IHSG untuk meneruskan penguatan. "Namun, kenaikan yang sudah terjadi selama enam hari belakangan sangat memungkinkan terjadinya aksi profit taking," kata Robertus. Jika IHSG terus menguat, maka level 4.450 bakal menjadi level psikologis berikutnya. "Namun apabila melemah karena aksi profit taking, maka level support terdekat dapat ditemui pada 4.380," lanjutnya. Robertus menyebut beberapa emiten yang masih dapat dicermati antara lain BIPI, GGRM, SMCB, dan BRMS.
Analis: Sesi II, IHSG akan alami koreksi teknikal
JAKARTA. Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tertahan di sesi pertama pada transaksi Senin (7/1). Analis First Asia Capital, David Nathanael Sutyanto memperhatikan, indeks siang ini bergerak flat. "Meskipun ada aksi beli dari asing yang mencapai Rp 349 miliar ke beberapa saham seperti BBRI, ASRI dan TLKM namun indeks tetap tidak dapat bergerak lebih lanjut untuk naik," ungkap David kepada KONTAN, Senin (7/1). Untuk sesi kedua nanti, David memperkirakan IHSG akan bergerak ke zona merah. "Koreksi teknikal akan terjadi hari ini karena pada perdagangan Jumat kemarin terbentuk candle doji star, yang mengindikasikan kondisi overbought," terangnya. David menyarankan Investor untuk merealisasikan keuntungannya. David bilang IHSG akan bergerak flat dengan kecenderungan melemah di kisaran 4.385-4.425. "Namun koreksi yang terjadi cukup wajar dan tidak mengubah trend jangka menengah," tepisnya. Sementara Analis Indosurya Securities, Robertus Yanuar Hardy mengatakan sektor-sektor pada IHSG yang sudah menguat dengan cukup signifikan pada pekan lalu, seperti sektor perkebunan kelapa sawit, pertambangan batubara, dan properti, diperkirakan akan mengalami tekanan profit taking seiring minimnya sentimen positif baru, pada pekan ini. Menurut Robertus, pergerakan IHSG hari ini juga masih dipengaruhi oleh kurang stabilnya fluktuasi nilai tukar rupiah yang saat ini berada pada posisi terlemahnya. Secara teknikal, akumulasi yang terus meningkat dapat mendukung pergerakan IHSG untuk meneruskan penguatan. "Namun, kenaikan yang sudah terjadi selama enam hari belakangan sangat memungkinkan terjadinya aksi profit taking," kata Robertus. Jika IHSG terus menguat, maka level 4.450 bakal menjadi level psikologis berikutnya. "Namun apabila melemah karena aksi profit taking, maka level support terdekat dapat ditemui pada 4.380," lanjutnya. Robertus menyebut beberapa emiten yang masih dapat dicermati antara lain BIPI, GGRM, SMCB, dan BRMS.