JAKARTA. Pada perdagangan sesi kedua hari ini, Jumat (20/7), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi akan bergerak sideways atau stagnan. Sejumlah analis menilai, hal ini dikarenakan adanya kemungkinan aksi profit taking sacara teknikal.Analis Anugerah Securindo Indah, Bertoni Rio melihat sinyal William %R IHSG memiliki potensi untuk bergerak mendatar dan Line Ossilator hampir membentuk pola deadcross yang mengindikasi perubahan trend. "Pada akhir pekan ini, IHSG potensi bergerak mendatar yang dibayangi profit taking dan rentan koreksi seiring negatifnya bursa Asia yang dipicu kekecewaan data ekonomi AS semalam," kata Rio, Jumat (20/7).Analis Indosurya Asset Management Fridian Warda menyarankan, agar para investor lebih memperhatikan update berita mengenai laporan kinerja emiten selama semester 1 dari dalam negeri. Selain itu, investor juga perlu menyimak pembukaan bursa Eropa nanti."Saat ini, investor masih berspekulasi terhadap pemberian QE3 dalam waktu dekat (diperkirakan bulan Agustus- Sept mendatang)," urai Fridian kepada KONTAN, Jumat (20/7).Pada sesi kedua nanti, Fridian menyebut resistance terdekat IHSG berada di area 4.115. Resistance IHSG selanjutnya berada di level 4.150. Sedangkan support terdekat berada pada level 4.080 dengan 4.020 untuk level gap up-nya. Gap up merupakan kondisi di mana harga pembukaan sebuah candle sesi tertentu dibuka di atas (tidak sejajar) harga penutupan candle sesi sebelumnya, sehingga membuat sebuah “celah ke atas”.Fridian mengingatkan investor untuk mewaspadai adanya aksi profit taking saham-saham yang sudah overbouhgt seperti saham-saham dari sektor konsumsi dan ritel. "Peningkatan harga saham-saham emiten yang cukup signifikan, bisa terkoreksi karena realisasi keuntungan seperti INDF, ICBP, UNVR, RALS, dan MAPI," ujar Fridian.Selain itu, sektor komoditas juga dapat menjadi alternatif investasi. Peluang kenaikan sektor itu dipicu dengan reboundnya harga minyak dunia yang telah menembus level resistance US$ 90/barrel. Fridian merekomendasikan saham HRUM, PTBA, ITMG, LSIP dan BWPT untuk menjadi pilihan investor dengan strategy buy on weakness.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Analis: Sesi II, IHSG akan bergerak sideways
JAKARTA. Pada perdagangan sesi kedua hari ini, Jumat (20/7), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi akan bergerak sideways atau stagnan. Sejumlah analis menilai, hal ini dikarenakan adanya kemungkinan aksi profit taking sacara teknikal.Analis Anugerah Securindo Indah, Bertoni Rio melihat sinyal William %R IHSG memiliki potensi untuk bergerak mendatar dan Line Ossilator hampir membentuk pola deadcross yang mengindikasi perubahan trend. "Pada akhir pekan ini, IHSG potensi bergerak mendatar yang dibayangi profit taking dan rentan koreksi seiring negatifnya bursa Asia yang dipicu kekecewaan data ekonomi AS semalam," kata Rio, Jumat (20/7).Analis Indosurya Asset Management Fridian Warda menyarankan, agar para investor lebih memperhatikan update berita mengenai laporan kinerja emiten selama semester 1 dari dalam negeri. Selain itu, investor juga perlu menyimak pembukaan bursa Eropa nanti."Saat ini, investor masih berspekulasi terhadap pemberian QE3 dalam waktu dekat (diperkirakan bulan Agustus- Sept mendatang)," urai Fridian kepada KONTAN, Jumat (20/7).Pada sesi kedua nanti, Fridian menyebut resistance terdekat IHSG berada di area 4.115. Resistance IHSG selanjutnya berada di level 4.150. Sedangkan support terdekat berada pada level 4.080 dengan 4.020 untuk level gap up-nya. Gap up merupakan kondisi di mana harga pembukaan sebuah candle sesi tertentu dibuka di atas (tidak sejajar) harga penutupan candle sesi sebelumnya, sehingga membuat sebuah “celah ke atas”.Fridian mengingatkan investor untuk mewaspadai adanya aksi profit taking saham-saham yang sudah overbouhgt seperti saham-saham dari sektor konsumsi dan ritel. "Peningkatan harga saham-saham emiten yang cukup signifikan, bisa terkoreksi karena realisasi keuntungan seperti INDF, ICBP, UNVR, RALS, dan MAPI," ujar Fridian.Selain itu, sektor komoditas juga dapat menjadi alternatif investasi. Peluang kenaikan sektor itu dipicu dengan reboundnya harga minyak dunia yang telah menembus level resistance US$ 90/barrel. Fridian merekomendasikan saham HRUM, PTBA, ITMG, LSIP dan BWPT untuk menjadi pilihan investor dengan strategy buy on weakness.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News