Analis: Sesi II, IHSG akan flat cenderung naik



JAKARTA. Pada sesi satu perdagangan Selasa (28/5), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bangkit lagi dan sukses reli di zona hijau. IHSG tercatat menguat 1,21% ke level 5.146,91. Para analis memperkirakan, pergerakan IHSG pada sesi II nanti masih akan menguat.Analis PT Asjaya Indosurya Securities Dimas Adrianto mengungkapkan, peluang penguatan indeks di lantai bursa lantaran mengikuti penguatan bursa Asia dan aksi beliĀ  saham-saham berkapitalisasi besar. Selain itu, ada pula sentimen positif global yang turut mengerek kinerja bursa."Regional Asia hingga siang ini menguat dan bursa berjangka DJIA sementara menguat 0,28%. Data ekonomi yang akan dirilis malam nanti adalah data indeks Consumer Confidence di Amerika Serikat (AS) yang diperkirakan akan meningkat," kata Dimas pada Selasa (28/5).Untuk pergerakan IHSG, Dimas memperkirakan akan berada pada rentang support di level 5.020 dan resistance di level 5.180.

Sedangkan saham-saham yang dapat dicermati pada transaksi hari ini, Dimas merekomendasikan saham BJBR, BWPT, SSIA, BEST, ASGR, WIKA, JSMR, GJTL dan BTPN.

Senada, analis Universal Broker Indonesia Satrio Utomo memperkirakan perdagangan indeks sesi II nanti akan bergerak flat cenderung naik. Hal ini lantaran pasar modal berharap, indeks Dow Jones akan dibuka menguat, setelah semalam libur."Tekanan jual asing berkurang. Sentimen utama yang datang dari bursa regional masih positif sehingga IHSG bisa tersengat rebound regional," ungkap Satrio.Satrio memperkirakan indeks akan bergerak pada kisaran rentang support di level 5.100-5.125 dan resistance di level 5.170-5.200. Untuk saham yang dapat diperhatikan, Satrio merekomendasikan saham yang pada perdagangan kemarin ditutup melemah seperti GGRM dan INTP."Pemodal baiknya dalam posisi trading karena sentimen negatif dalam negeri belum sepenuhnya hilang terkait mundurnya pemberlakuan kenaikan Bahan Bakar Minyak," ucap Satrio.Satrio menegaskan, jika IHSG sesi II nanti ditutup dibawah 5.100, maka pergerakan indeks esok hari masih bisa terkoreksi. Namun jika sebaliknya, maka IHSG masih dapat melanjutkan penguatannya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie