Analis: Standby buyer bisa bantu penyerapan IPO



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan yang bakal menggelar penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) tentu berharap hajatan itu menorehkan serapan yang tinggi. Selain memiliki fundamental dan bisnis perusahaan yang baik, peran standby buyer alias pembeli siaga menentukan potensi penyerapan IPO.

Salah satu yang berencana IPO, PT Gresik Jasatama ingin melepas minimal 20% saham perusahaan. Perusahaan menggandeng Ciptadana Sekuritas Asia sebagai underwriter dalam aksi IPO ini. Dikabarkan, PT Pelabuhan Indonesia III (Pelindo III) menjadi standby buyer dalam hajatan ini.

Hans Kwee, Direkur Investa Saran Mandiri menyatakan adanya pembeli siaga berpotensi membuat penyerapan menjadi melimpah (oversubscribed). Dia menambahkan, agar penyerapan saham IPO bisa maksimal peran standby buyer menjadi penting. “Kemungkinan akan aman, dan biasanya oversubscribed,” kata Hans kepada KONTAN, Selasa (3/4).


Terkait adanya perubahan rencana persentase pelepasan saham perusahaan, Hans menilai hal itu dipengaruhi oleh kemampuan serapan pasar. Untuk itu, dia menyarankan investor berhati-hati dalam menyerap saham IPO. Khususnya bagi investor ritel. Sebab, bBiasanya, saham yang diserap akan diproyeksi untuk jangka panjang. “Investor yang masuk saham IPO harus membeli bisnis perusahaan, bukan sahamnya,“ imbuhnya.

Di antara beberapa gelaran aksi IPO tersebut, Hans menilai, rencana IPO PT Gresik Jasatama cukup menarik. Pasalnya, saat ini kebutuhan logistik cukup berkembang pesat. Sedangkankan, rencana IPO PT Sari Melati Kencana, ia menilai perusahaan pemilik brand Pizza Hut memiliki nama besar. Belum lagi, pada tahun politik, pola konsumsi memiliki indikasi membaik.

“Tapi harus hati-hati karena era saat ini berubah. Ada perubahan pola konsumsi masyarakat, berpindah menjadi untuk investasi dan travelling (leisure),” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini