Analis: Strategi divestasi WSKT sudah pas



KONTAN.CO.ID - PT Waskita Karya Tbk (WSKT) butuh kucuran dana untuk merampungkan sekitar 1.200 Kilometer tol hingga akhir 2019. Jalur divestasi ditempuh, WSKT jual sembilan ruas tol. Analis melihat langkah ini tepat demi pendanaan yang lancar.

Selasa (15/8) pagi, akun media sosial Instagram dengan nama PT Waskita Karya Tbk menyiarkan Diskusi Perkembangan dan Isu Terkait Proyek Infrastruktur WSKT yang bertempat di Bank Indonesia. Diskusi ini salah satunya dihadiri oleh Direktur Utama WSKT M. Choliq.

Dalam diskusi ini Choliq menjelaskan strategi WSKT memenuhi kebutuhan dana untuk merampungkan target proyek hingga akhir 2019. Choliq bilang, hingga akhir 2019 WSKT harus merampungkan pengerjaan 990 kilometer (km) tol milik sendiri dan sekitar 240 km tol milik perusahaan lain yang di konstruksi oleh WSKT.


"Lebaran tahun depan kira-kira harus selesai 400 km. Sampai Desember kira-kira harus sampai 520 km. Sisanya 2019," ujar Choliq sebagaimana terekam dalam video berdurasi 35 menit lebih 2 detik tersebut.

Choliq melanjutkan, untuk menyelesaikan target ini, WSKT perlu dana sekitar Rp 120 triliun. Menurut perkiraan Choliq, total dana yang bisa ia penuhi hanya berkisar Rp 60 triliun. Karena itu ia menjual aset sebagai salah satu strategi pendanaan. "Pada saat saya menjual tol, ada dua dampak. Pertama equity saya bertambah karena equity yang sudah saya tanam pasti mendapat capital gain. Kedua debt saya akan turun drastis. Dua kali dari pada equity tadi," jelas Choliq.

Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee memandang bahwa strategi WSKT sudah tepat. Aset berupa tol menurutnya akan memberikan pendapatan berulang kepada WSKT. Sementara itu, menurut Hans saat ini WSKT justru lebih fokus pada growth karena potensi proyek yang dikerjakan terbilang besar.

"Jadi langkah ini tepat agar pendanan lancar. Secara aset turun tapi laba harusnya tidak," ujar Hans, Kamis (17/8). Ia pun merekomendasikan buy untuk saham WSKT dengan target price Rp 2.900. Kemarin, harga saham WSKT ditutup pada Rp 2.320 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati