Analis: TBIG dihargai terlalu mahal oleh TLKM



JAKARTA. Tukar guling saham alias share swap PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel), dan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) masih terganjal restu pemerintah. Oleh karena itu, TLKM pun mengkaji revisi perjanjiannya dengan TBIG. Kepala Riset Universal Broker Satrio Utomo mengatakan bahwa Initial Public Offering (IPO) Mitratel bisa menjadi salah satu opsi transaksi TLKM dengan TBIG. Nantinya, perusahaan menara milik Saratoga tersebut masuk dan menjadi pembeli siaga penawaran saham perdana Mitratel. Meski begitu, ia menekankan bahwa TLKM semestinya mampu mengambil saham mayoritas TBIG. Apalagi TBIG dihargai terlalu mahal dalam transaksi ini. Dengan harga properti yang tengah melambat, ia merasa TLKM dan TBIG memaksakan perjanjian di harga tinggi. Satrio mencermati, UU Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) menyatakan seorang dianggap melakukan tindak korupsi ketika melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara. Oleh karena itu, ia menilai transaksi ini harusnya dilakukan dengan harga wajar. Lalu ke depannya, perlu ada rencana yang jelas yakni akan dibawa kemana bisnis Mitratel. Saham TLKM tak bergerak di posisi Rp 2.930. Satrio masih merekomendasikan beli dengan target harga sekitar Rp 3.000 sampai Rp 3.100.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Hendra Gunawan