Analis: Tekanan jual saham domestik masih tinggi



JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi masih akan melanjutkan koreksinya pada perdagangan Selasa (10/7). Kepala Riset Reliance Securities Wilson Sofan melihat, indeks berpotensi melemah menuju level supportnya di 3.939 dengan resistance di 4.022.

Melesunya kinerja bursa ini, tergiring kabar yang tak sedap dari Spanyol dimana yield obligasi Negara Matador tersebut naik mencapai 7%. "Dari sisi teknikalnya, indikator stochastic juga memperlihatkan sinyal bearish momentum, dengan potensi penurunannya untuk 3 hari ke depan," tambah Wilson, Selasa (10/7).Dia menyarankan kepada investor untuk menghindari akumulasi saham saat ini, sampai ada indikasi pembalikan arah lebih lanjut.

Sementara, Analis Infovesta Theodorus Praska Putrantyo memperkirakan, tekanan jual pada saham-saham domestik masih akan tinggi. Menurutnya, pergerakan indeks cenderung sideways melemah di kisaran pergerakan di 3.938-4.024. Kata Praska, perkiraan akan koreksi pada IHSG dikarenakan pengaruh negatif dari bursa AS dan Eropa yang kemarin ditutup melemah.Sementara dari Asia, investor sepertinya juga mengantisipasi kecemasan hasil rilis data perdagangan China per Juni sebagai indikator perkembangan ekonomi China. "Kewaspadaan investor berpeluang menekan pergerakan IHSG di awal pembukaan," kata Praska, Selasa (9/7). Walaupun begitu, Praska masih merekomendasikan kepada investor strategi buy on weakness, atas saham-saham seperti PGAS, BSDE, KLBF, dan LSIP.Analis Astronacci International, Gema Goeyardi juga mengemukakan, strategi buy on weakness masih menjadi pilihan yang terbaik dalam mengoptimalkan tingkat return bagi portofolio investor. Beberapa saham pilihan yang direkomendasikan Gema adalah PNLF, ASII, MAPI, ERAA, INDF, ICBP, CPIN, dan MSKY. "Saham-saham tersebut dapat Anda jadikan kandidat dalam portofolio Anda saat ini," tegasnya, Selasa (10/7).Gema bilang investor tidak perlu merasa panik melihat kejatuhan IHSG yang cukup dalam ini. "Ini memang fase pembalikan arah minor untuk memberi kesempatan pada kita dalam melakukan pembelian kembali setelah indeks sempat menemui area time target pertamanya pada 4 Juli lalu," jelas Gema.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie