Analis terbelah mengamati IHSG sesi II



JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sesi I ditutup menguat 125,05 poin naik 2,83% ke posisi 4.543,92. Namun dua analis yang dihubungi KONTAN meramalkan hal yang berbeda untuk pergerakan IHSG sesi II nanti.

Analis Indosurya Asset Management Fridian Warda bilang, IHSG akan bertahan di zona hijau lantaran mengekor penguatan market regional dan global. Rebound IHSG terjadi mengingat ada penurunan saham hampir mencapai minus 16% dalam sepekan terakhir.

"Akhirnya investor asing juga akhirnya mencatatkan net buy hari ini, meski tidak begitu besar yakni Rp 120 miliar," kata Fridian, Rabu (26/6).  Dari domestik datang dari outlook ekonomi Indonesia oleh Moody's dari netral menjadi positif menjadi katalis tambahan penguatan IHSG.


Begitu pula dengan rilis data perekonomian Amerika Serikat (AS) semalam, dimana result data consumer confidence naik ke level tertinggi sejak 2008. Ditambah lagi, komentar Bank China yang mengatakan bahwa mereka tetap akan terus menjaga likuiditas keuangan.

Namun, investor perlu mencermati lebih lanjut kondisi perkembangan ekonomi global serta regional, terutama AS dan China. AS akan merilis data GDP nanti malam, yang akan mempengaruhi kondisi market dunia.

Jika rilis data lebih baik dari forecast, belum tentu akan membuat market bergerak positif, dikarenakan adanya efek penghentian QE lebih awal, jika ekonomi AS masih terus menunjukkan pemulihan.

Fridian memperkirakan support, IHSG berada di level 4.413 dan resisten di level 4.565. Jika IHSG masih terus menguat, ada potensi IHSG menutup gap down di level 4.617. Untuk itu, Fridian menyarankan investor berhati-hati terhadap kondisi market, dan short term trading masih cenderung menjadi strategi terbaik untuk saat ini.

Menurutnya, sektor property dan konstruksi menjadi sektor sektor laggard (dihindari) dalam pekan ini dan masih belum dapat menjadi rekomendasi. Sebaliknya, sektor-sektor defensif dengan beta saham yang rendah (big caps) masih menjadi incaran utama, seperti KLBF, UNVR, ASII, MAIN, CPIN, JSMR, PGAS, INTP, SMGR.

"Perhatikan juga saham-saham yang di dalam dua hari ke depan akan IPO, yakni Nusa Raya Cipta serta Semen Baturaja," ujar Fridian.

Hal berbeda diungkapkan oleh analis dari Sinarmas Sekuritas Christandi Rheza Miharja. Ia mengungkapkan, IHSG sesi II akan bergerak mendatar, alias sideways, bahkan cenderung melemah. Walau data ekonomi AS membaik, kata Rheza, namun IHSG masih terkena sentimen negatif dari rilis data China.

"Penguatan di IHSG tidak akan terlalu besar. Meski keseluruhan kondisi ekonomi membaik, namun masih ada sentimen negatif dari China. Sentimen negatif dalam negeri masih ada, berupa pelemahan rupiah. Tapi ini sentimen yang tipis, karena Bank Indonesia bisa melakukan intervensi terhadap rupiah," kata Rheza.

Rheza memperkirakan, IHSG sesi II berkisar antara support di level 4.470 dan resisten di posisi 4.620. Untuk saham yang dapat menjadi pilihan, Rheza merekomendasikan saham MAIN dan juga MYOR. Rheza juga menyarankan investor mengoleksi saham consumer goods, dimana akan menjelang inflasi yang lebih besar karena bersiap mendekat puasa dan juga Lebaran.

"Sekarang indeks termasuk consumer goods sudah lumayan murah. Investor bisa perhatikan saham consumer goods yang bisa tahan dalam inflasi dan pertumbuhan sahamnya lebih cepat dibanding saham lain," ujar Rheza.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri