KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam sebulan terakhir, indeks saham tambang catatkan koreksi hingga 6,59%. Angka tersebut jadi yang terburuk dibandingkan sektor saham lainnya di Bursa Efek Indonesia (BEI). Head of Research Astronacci International, Anthonius Edyson mengatakan, turunnya indeks sektor pertambangan akibat depresiasi nilai tukar rupiah yang kini mulai mereda terhadap dolar AS. Sehingga, dengan dolar AS yang melemah volume ekspor emiten tambang pun ikut terkoreksi secara volume. Di sisi lain, tren harga minyak dunia juga masih terdepresiasi, sehingga membuat harga batubara dunia juga ikut mengalami penurunan. Adapun saham yang menekan indeks pertambangan, yakni saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO) dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), karena secara teknikal cenderung bearish.
Analis: Tidak semua saham perusahaan pertambangan bisa dilirik
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam sebulan terakhir, indeks saham tambang catatkan koreksi hingga 6,59%. Angka tersebut jadi yang terburuk dibandingkan sektor saham lainnya di Bursa Efek Indonesia (BEI). Head of Research Astronacci International, Anthonius Edyson mengatakan, turunnya indeks sektor pertambangan akibat depresiasi nilai tukar rupiah yang kini mulai mereda terhadap dolar AS. Sehingga, dengan dolar AS yang melemah volume ekspor emiten tambang pun ikut terkoreksi secara volume. Di sisi lain, tren harga minyak dunia juga masih terdepresiasi, sehingga membuat harga batubara dunia juga ikut mengalami penurunan. Adapun saham yang menekan indeks pertambangan, yakni saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO) dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), karena secara teknikal cenderung bearish.