JAKARTA. Investor domestik belum bergairah. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih tercatat koreksi sampai penutupan sesi pertama. Padahal, investor asing masih mencatatkan aksi beli sebesar Rp. 5,9 miliar. Volume transaksi di bursa pada sesi pertama masih tergolong moderat dengan volume Rp 1,44 triliun. Analis First Asia Capital David Nathanael Sutyanto menyatakan, asing banyak membeli saham INDF di sesi satu. Untuk sesi dua, David menduga bursa akan bergerak mixed. Pelaku pasar menunggu keluarnya pidato dari The Fed. "Masih kurang bergairahnya investor dalam melakukan trading akan membuat perdagangan berlangsung cukup flat dan rilis laporan keuangan juga disikapi dengan datar," ujar David kepada KONTAN, Rabu (29/8). Ia memprediksi IHSG bakal mondar-mandir di area negatif dengan rentang 4.115-4.145. Analis Reliance Securities, Christine Natasya menambahkan, berita perlambatan ekonomi Spanyol yang tidak terduga dan JPMorgan yang meramalkan ekonomi Jepang turun 0.3% di kuartal ketiga telah membuat investor ragu untuk bermain saham. Dari dalam negeri, pelaku pasar juga masih khawatir dengan kerugian BUMI dan masalah kegagalan pencairan investasinya di Recapital Asset Management. "Dikuatirkan menurunnya saham BUMI akan berdampak pada perusahaan pertambangan lain," kata Christine. Indikator stochastic menampakkan IHSG punya ruang pelemahan untuk dua hari ke depan. Indikator Bill William juga mengindikasikan perlambatan di hari kedua. Ia memprediksi indeks berada antara 4.100-4.150 dengan tren mendatar. Menurut Christine, saham-saham seperti ITMG, LPKR, LSIP masih berpeluang menguat. "Sedangkan saham seperti JPFA, SMCB diperkirakan masih bisa melanjutkan penurunan," tambahnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Analis: Transaksi sepi jaga indeks melemah sempit
JAKARTA. Investor domestik belum bergairah. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih tercatat koreksi sampai penutupan sesi pertama. Padahal, investor asing masih mencatatkan aksi beli sebesar Rp. 5,9 miliar. Volume transaksi di bursa pada sesi pertama masih tergolong moderat dengan volume Rp 1,44 triliun. Analis First Asia Capital David Nathanael Sutyanto menyatakan, asing banyak membeli saham INDF di sesi satu. Untuk sesi dua, David menduga bursa akan bergerak mixed. Pelaku pasar menunggu keluarnya pidato dari The Fed. "Masih kurang bergairahnya investor dalam melakukan trading akan membuat perdagangan berlangsung cukup flat dan rilis laporan keuangan juga disikapi dengan datar," ujar David kepada KONTAN, Rabu (29/8). Ia memprediksi IHSG bakal mondar-mandir di area negatif dengan rentang 4.115-4.145. Analis Reliance Securities, Christine Natasya menambahkan, berita perlambatan ekonomi Spanyol yang tidak terduga dan JPMorgan yang meramalkan ekonomi Jepang turun 0.3% di kuartal ketiga telah membuat investor ragu untuk bermain saham. Dari dalam negeri, pelaku pasar juga masih khawatir dengan kerugian BUMI dan masalah kegagalan pencairan investasinya di Recapital Asset Management. "Dikuatirkan menurunnya saham BUMI akan berdampak pada perusahaan pertambangan lain," kata Christine. Indikator stochastic menampakkan IHSG punya ruang pelemahan untuk dua hari ke depan. Indikator Bill William juga mengindikasikan perlambatan di hari kedua. Ia memprediksi indeks berada antara 4.100-4.150 dengan tren mendatar. Menurut Christine, saham-saham seperti ITMG, LPKR, LSIP masih berpeluang menguat. "Sedangkan saham seperti JPFA, SMCB diperkirakan masih bisa melanjutkan penurunan," tambahnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News