KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Analis memangkas target harga saham PT Merdeka Copper Gold Tbk (
MDKA). Hal tersebut akibat
internal rate of return (IRR) yang masih berada di bawah ekspektasi. Analis Bahana Sekuritas Timothy Wijaya dan Fransiska Sepriana memaparkan, MDKA baru-baru ini mengungkapkan laporan pra-studi kelayakan (PFS) proyek TB Copper yang telah lama ditunggu-tunggu. Disebutkan, cadangan bijih pertama sebesar 289,3 juta ton yang mengandung 1,6 juta ton tembaga dan 6,7 juta ton emas. Pada awalnya, TB Copper memiliki sumber daya terindikasi sebesar 442,5 Mt dengan kadar tembaga 0,6% dan emas 0,66 gram/ton yang mengandung 2,6 Mt tembaga dan 9,4Moz emas.
Baca Juga: Harapan Baru Tambang Tembaga Merdeka Copper Gold (MDKA) Dalam studi PFS-nya, MDKA mengumumkan cadangan bijih perdananya sebesar 289,3 juta ton dengan kadar tembaga 0,56% dan emas 0,65 g/t yang mengandung 1,6 juta ton tembaga dan 6,7juta oz emas. “Hasilnya sesuai dengan kadar bijih yang serupa dengan sumber daya terindikasi,” tulisnya dalam riset, Rabu (17/5). Analis Samuel Sekuritas Juan Harahap menambahkan, MDKA akan mulai dengan menggarap tambang SLC sebelum pindah ke BC, yang akan memberikan arus kas dan mengurangi pendanaan yang diperlukan untuk pengembangan tambang BC.
Perusahaan memproyeksikan pengembangan tambang SLC dan produksi konsentrat pertama akan dimulai pada tahun 2026 (Fase 1). Sedangkan tambang BC akan mulai beroperasi pada tahun 2031, memberi MDKA tambahan kapasitas produksi sebesar 10 juta ton. Terakhir, MDKA berencana untuk meningkatkan produksi dari tambang BC menjadi 24 juta ton (Fase 3) pada tahun 2034. Para analis melihat untuk mulai memproduksi konsentrat dari tambang SLC, PFS memperkirakan belanja modal pra-produksi maksimum sebesar US$ 757 juta untuk SLC dan US$ 2.035 juta untuk BC. Total, US$ 2,8 miliar, termasuk 10% untuk biaya kontinjensi.
Baca Juga: Masih Punya Pekerjaan Rumah, Intip Prospek Merdeka Copper Gold (MDKA) Namun demikian, PFS menunjukkan bahwa arus kas dari tambang SLC dapat menurunkan belanja modal BC menjadi US$ 335 juta. “Dengan demikian, total pendanaan yang dibutuhkan adalah US$ 1,1 miliar. Nah, studi ini juga menunjukkan rata-rata biaya berkelanjutan (AISC) sebesar US$ 0,9/lb, setelah dikurangi kredit emas yang dapat dipertahankan untuk proyek tersebut, dengan NPV sebesar US$ 2,1 miliar, dengan asumsi harga emas
riil life of mine (LOM) rata-rata sebesar US$1.615/oz dan harga tembaga riil US$8.192/t, setara dengan IRR sebesar 20,2%. Dengan hasil tersebut, para analis merevisi turun target harga MDKA. Bahkan, Bahana Sekuritas menurunkan rating dari
buy menjadi
hold dengan target harga Rp 3.300 dari Rp 5.400, sementara Samuel Sekuritas tetap mempertahankan rating
buy dengan target harga 3.300 dari sebelumnya Rp 4.400. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto